Kamis, 20 Maret 2014

(Beri Judul Sendiri)



Empat kipas angin besar berwarna hitam yang tertempel di dinding kelas menderu-deru berusaha menghasilkan angin untuk mendinginkan ruangan seluas 10 x 10 meter yang berisi 20 anak manusia.

Suasana siang itu panas sekali. Kipas angin tersebut sudah sampai pada kemampuan maksimalnya menghasilkan angin, tapi hal itu sedikit pun tidak membantu. Suasan kelas tetap saja panas.

Jam pelajaran ketiga, Bahasa Arab, gurunya adalah ibuku sendiri. Pelajaran ini seharusnya menyenangkan, tapi suasan kelas yang tidak mendukung membuat pelajaran ini tampak sangat membosankan.

Ku lirik jam tangan digital berwarna hitam yang melingkar manis di pergelangan tangan kiriku. 11:35. Angka yang muncul pada layar LED jam tanganku. Tujuh menit lagi pelajaran berakhir, pikirku.
Ingin rasanya mengakhiri season ini.

Tadi pagi aku tidak sempat sarapan sebelum berangkat sekolah, waktu istirahatpun aku tidak sempat menyantap semangkuk bakso langgananku karena terlalu asyik berbincang dengan Inna.

Kepalaku sudah mulai sakit akibat kontraksi yang dihasilkan oleh perutku yang mulai keroncongan ke otak.

Bosan, lapar, sakit kepala, dan hawa panas, komplit sudah. Bisa jadi lebih buruk bagaimana lagi kondisi ini ??





#cerpen di atas adalah salah satu cerpen gajeku yang ku cipatakan saat tidak ada lagi hal lain yang dapat ku lakukan selain mengarang. Mohon maaf apabila ceritanya agak kacau dan dapat mengakibatkan kalian membuang-buang waktu hanya untuk membaca cerpen tidak penting tersebut. ^_^

Rabu, 12 Maret 2014

Home Alone


Home Alone
Untuk yang kesekian kalinya, aku yang cantik, imut, dan manis ini di tinggal sendirian di rumah dan menjadi penjaga rumah. Sebagai anak tunggal, sendirian di rumah bukanlah hal baru bagiku. Itu sudah menjadi rutinitas yang hampir setiap saat ku jalani.

Tapi entah kenapa, kali ini aku merasa ..... apa ya kata yang tepat. Hm, kesepian mungkin. Ya, entah kenapa tiba-tiba aku merasa kesepian. Aku merasa jengkel di tinggal sendiri di rumah. Bukan satu dua kali sih aku mengalami hal ini, tapi kali ini rasanya beda.

Mama pergi ke rumah tante dan Papa pergi entah kemana. Kata mama sih papa pergi rapat. Tapi koq rapatnya seharian penuh sih ? Daritadi siang aku pulang sekolah sampai maghrib ini papa belum pulang juga. Arrgghhh .. !! Aku benci di tinggal sendiri. Walaupun sebenarnya aku menyukai kesendirian, tapi aku benci kalo ditinggal lama-lama.

Dampak negatif pada anak yang sering ditinggal orangtuanya adalah rasa tidak diperhatikan dan tidak dipedulikan lagi yang dapat mengakibatkan si anak berbuat diluar batas demi mendapatkan kembali perhatian orangtua.

Usiaku baru menginjak 15 tahun satu minggu lalu. Bagiku usia itu adalah usia awal memasuki masa remaja. Masa dimana seharusnya orangtuaku ada untuk mendampingku melalui masa-masa remajaku. Walaupun sebenarnya aku yakin tanpa bimbingan mereka aku tetap dapat melalui masa remaja ini dengan baik, soalnya mereka sudah sangat membimbing dan mendampingiku di tahun-tahun sebelumnya.

Hal lain yang membuatku yakin adalah aku telah melewati masa yang aku yakin merupakan masa yang palin gelap dan paling kelam dalam hidupku. Masa dimana aku dijauhi, dicibir, dan dicemooh hampir semua orang akibat masalah yang ku perbuat. Masa di mana nama baik keluarga ku pertaruhkan. Masa yang telah membentuk diriku yang sekarang yang lebih berhati-hati lagi dalam bertindak. Aku tidak ingin hal itu terulang lagi.

Dengan kondisi seperti sekarang, aku seharusnya bebas bisa pergi kemana pun aku mau. Tapi sayangnya, orangtuaku membatasi konesksiku dengan dunia luar. Semua hal yang membuatku berkomunikasi dengan dunia luar di sita. Mulai dari hp, facebook, dan twitter. Itulah mengapa aku tidak mempunyai akun social media. Untunglah mereka tidak tau kalau aku punya blog, seandainya mereka tau, hal pertaman yang akan mereka lakukan adalah menyuruhku untuk menutup blog ini dan kemudian menyita laptopku.

seperti inilah kurang lebih kehidupanku
Mungkin itulah alasan aku merasa kesepian. Tidak punya kakak ato adek yang bisa di ajak ngobrol, tidak punya facebook atau twitter yang bisa digunakan ngobrol dengan teman, dan juga tidak punya hp yang bisa di gunakan untuk sekedar smsan atau telfonan dengan temanku untuk mengusir kebosanan dan kesepian.

Mantanku pernah bilang, “sendirian ? kasian .. pasti kesepian kan ?”, aku tidak mau mengakui hal itu ke dia karena itu sama saja artinya dengan menunjukkan ke dia bahwa aku akan merasa kesepian tanpa kehadiran seorang pacar. Makanya aku jawab pertanyaan itu dengan alasan yang dibuat-buat agar dia tau kalau aku tidak butuh pacar hanya untuk mengusir rasa kesepian.

Tapi malam ini kalimat itu benar. Bukan. Bukan masalah punya pacar atau gak punya pacar, aku sekarang betul-betul kesepian karena tidak punya teman ngobrol, teman main, teman bercanda, teman curhat, dan teman-teman yang lain.

Untung aku masih punya blog ini, yang setia menemaniku kapan pun aku membutuhkannya.

Rabu, 05 Maret 2014

Maret 2014

1 Maret 2014. Alhamdulillah aku masih mencapai tanggal itu. Aku masih di beri kesempatan untuk menginjak usia 15 tahun. Usia remaja. Usia yang dimana kebanyakan anak kelas satu 1 SMA berusia demikian. Dan sekarang usia ku juga sudah 15 tahun.


Ulang tahun ku tahun ini sempurna !! Aku bahagiaaaaa sekali. Walaupun sebenarnya lebih berkesan tahun lalu, tapi tahun ini sempurna.

Dan juga ada beberapa insiden kecil yang menjengkelkan dan bikin malu, tapi hal itu menambah sempurna kebahagiaanku hari itu.

Mulai dari insiden kejar-kejaran di jalan sampai beberapa telur pecah dengan indahnya di kepalaku, di marahi guru matematika yang itu merupakan hasil kerjasama dengan teman-temanku, di ketawai guru olahraga dan kepala sekolah karena melihat aku yang sudah sangat cantik dengan pecahan telur di atas kepalaku.

Tidak mau menderita sendiri, aku pun mencari orang dalam radius 1 meter dari tempatku berdiri untuk berbagi kemalangan, untunglah dapat bebarapa orang yang bisa ku jadikan mangsa.

Ada yang aku peluk, ada yang aku lap tanganku ke bajunya, bahkan ada yang aku lempari telur juga. Hehehe. Kita kan suka duka bersama. Jadi kalau aku kotor, kalian juga harus dapat. Namanya juga sahabat.

Setelah acara lempar-lempar telur selesai, aku pun mengajak beberapa teman dekatku untuk pergi makan siang di salah satu rumah makan dekat sekolah. Setelah pulang dan ganti baju dulu tentunya. Takutnya nanti pengunjung lain malah kabur lagi mencium bau amis telur.

Sorenya ada beberapa temanku yang datang ke rumah untuk mengerjakan tugas kelompok. Dan malamnya, sahabat terbaikku datang. Ika. Ika datang ke rumah ku malam-malam dan membatalkan semua acaranya malam itu demi datang ke rumahku dan ikut berbagi kebahagiaan ku hari itu.

Semuanya sempurna. Semuanya memberi selamat. Mulai dari orangtua, teman, senior, sahabat baikku yang datang ke rumah, dan juga dari guru.

Pokoknya hari itu aku bahagia banget !! Banget banget deh !! Susah di deskripisikan menggunakan bahasa indonesia, rumus kimia, rumus fisika, dan rumus matematika. Pokoknya kebahagiaanku hari itu gak ada rumusnya.

Cuma ada satu hal yang kurang. Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Jadi, sesempurna apapun kebahagiaanku hari itu, tetap saja ada yang kurang.

Orang yang palin ku sayang,orang yang paling ku harapkan bisa menjadi kado istimewa di hari itu, malah bersikap sedingin es ketika lewat di sampingku yang sedang berlumuran telur. Aku kira itu sudah cukup memberi tanda bahwa hari itu aku berulang tahun, tanpa harus keberitahukan langsung ke dia. Tapi entahlah.

Tak apalah. Dia hanyalah bagian masa lalu aku. Tidak pantas rasanya jika aku masih mengharapkannya.

Maret 2013

Bulan favoritku. Bulan kesayanganku. Bulan kesukaanku. Bulan yang selalu ku tunggu-tunggu setiap tahun. Bulan yang bersejarah bagiku. Karena di bulan inilah untuk pertama kalinya dan tidak ada untuk yang kedua kalinya, aku dilahirkan kedunia ini oleh ibuku tersayang dan tercinta.


Seperti kebanyakan remaja putri lainnya, ulang tahun merupakan hal yang sakral dan sangat wajib dilaksanakan kerena hari itu merupakan hari pergantian usia kita. Meninggalkan usia muda dan beranjak menyambut usia dewasa.

Tapi sayangnya, remaja putri yang ada yang di pesantren bukanlah orang yang lembut dan anggun seperti remaja putri di pesantren lain. Di pesantren ku, remaja putrinya ganas-ganas dan liar. Apalagi kalau ada yang berulang tahun. Tingkat keganasan dan keliaran mereka bertambah. Selain itu, mereka juga licik. Mereka selalu punya cara untuk ngerjain yang berulang tahun sampai orang yang berulang tahun itu nangis darah dan berdoa supaya gak dilahirkan di dunia ini.

Seperti yang terjadi padaku bulan ini. Bulan ini aku yang mendapat giliran merasakan keganasan dan keliaran gadis-gadis yang sudah mulai beranjak remaja itu.

Awalnya aku merasa tidak ada yang aneh. Semuanya berjalan dengan baik dan normal seperti biasanya. Gadis-gadis yang sudah punya rencana untuk mengerjaiku juga tampak normal dan tidak ada yang mencurigakan.

Akupun merasa aman karena ulang tahunku kali ini akan kembali berjalan dengan damai dan lanvar tanpa harus ada penyiksaan mental. Aku bilang “kembali” karena tahun lalu ulang tahunku damai, tidak ada acara lempar terigu, lempar telur, dan siram air got.

Aku bahkan berharap bahwa hari itu mereka lupa kalau aku sedang berulanh tahun. Jadi sepulang sekolah nanti aku bisa minta izin ke pembina untuk pulang dan mearayakan ulang tahunku bersama dengan keluargaku.

Tapi ternyata harapanku ketinggian. Jam pelajaran terakhir, Biologi, guru hanya membahasa soal-soal karena waktu itu kami sedang dalam masa mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional. Itulah salah satu alasan 
terhadap keyakinanku bahwa hari ini tidak akan terjadi apa-apa.

Di tengah pelajaran, satu per satu temanku datang diam-diam kedekatku karena takut dimarahi guru, mereka memberiku hadiah yang langsung nampak wujudnya (baca : tidak di bungkus), maklumlah, namanya juga pesantren, dan memberiku ucapan selamat ulang tahun.

Otomatis aku kaget. Ternyata mereka ingat. Tapi gak apa-apa deh. Kan mereka Cuma ngasih hadiah doang, gak ada surprise party yang gak banget dan gak ada kegiatan yang menyebabkan nangis darah. Aku menerima hadiah-hadiah itu dengan senyum manis sambil bilang makasih ke teman-temanku karena udah mau menyisihkan uang mereka untuk membelikanku hadiah.

Itu sih sudah termasuk surprise buatku, tapi teranyata masih ada surprise yang lain. Sahabatku yang paling dekat denganku karena memang hanya dia satu-satunya sahabatku yang berjenis kelamin perempuan di pesantren, Ika, memanggilku. Padahal waktu itu pelajaran masih berlangsung, tapi di dorong oleh kelicikan yang juga ada pada dirinya untuk mengerjaiku hari itu, diapun memanggilku tanpa takut dimarahi guru.

Aku bangkit dari singgasanaku dan berjalan menuju kearahnya. Akhir-akhir ini hubunganku dengannya sedang dalam fase yang tidak baik. Kami sedang tidak akur. Jadi waktu dia manggil aku, aku cukup was-was dengan apa yang akan Ika bicarakan. Ternyata, dengan teganya, dia memanfaatkan ketidakakuran kami untuk menyerangku.

Diapun mulai ngomong dan ngungkapin apa yang ada dihatinya, walaupun sebagian sudah di edit mandiri sama dia. Untuk menambah lengkap suasana, curhatannya hari itu dibumbui dengan air mata yang entah air mata murni, atau air mata hasil obat tetes mata.

Sayangnya, semua aktingnya itu tidak berpengaruh padaku. Entah kenapa, hari itu hatiku tampaknya membeku dan tidak dapat merespon air matanya Ika, padahal aku tau, dia melakukan itu supaya aku nangis hari itu.

Setelah dia berhenti ngomong, aku kembali ke singgasana ku yang nyaman dan berusaha mengantisipasi apa yang akan terjadi berikutnya. Ika sudah menunjukkan lampu kuning. Itu tandanya aku harus hati-hati, karena kemungkinan besar tangisan Ika tadi akan ada lanjutannya.

Dan ternyata benar, selang beberapa menit guru keluar dari kelas, belum sempat aku pindah dari tempat dudukku, aku baru berdiri dan tiba-tiba ........ BYUR !! Teman sekelasku tiba-tiba menyiramku entah menggunakan air apa.

Entah kapan dan sejak kapan air itu ada dalam kelas. Tau-tau aku sudah basah kuyup oleh air tersebut. 

Untuk menghindari serbuan selanjutnya, aku berusaha menghidari keganasan teman-temanku yang ternyata sudah ditulari oleh para remaja putri teman seasramaku. Aku baru tau kalau virus itu bisa menyebar dengan sangat cepat setiap ada orang yang berulang tahun.

Aku berniat untuk lari keluar kelas. Tetapi baru sampai di depan papan tulis, teman-temanku kembali mencegatku dan Ika memberikan ku telur yang ada tulisan di cangkangnya dan menyuruhku membacanya. 

Belum sempat ku baca, telur itu di ambil lagi dan dengan indahnya dan di pecahkan begitu saja di kepalaku.
Jadilah saat itu aku seperti adonan kue. Di siram air, di lempar terigu, dan di tambah dengan pecahan telur di kepalaku. Belum cukup sampai di situ, mereka juga memberiku hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah ku lupakan seumur hidupku.

Satu botol aqua tengah berisi kodok. Ampun. Mereka dapat kodok darimana ? Kata orang pemberian itu harus di hargai. Apalagi menurut pengakuan mereka, mereka mendapatkan kodok itu dengan susah payah. Menghargai sih menghargai, tapi kalau kodok, mau di hargai berapa ?

Tanpa rasa berdosa sedikitpun, salah seorang temanku mengambil botol yang berisi kodok itu dan membukanya kemudian menyiramkannya ke aku. Iiuuhh. Badan udah kayak adonan kue, di tambah di siram pake air + kodok, bakalan gatal-gatal tujuh hari tujuh malam ni aku.

Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku mendapatkan hadiah aneh dari sahabat-sahabatku. Tidak 
hanya kodok, mereka juga menghadiahkan sampah untukku. Kurang kerjaan banget sih ngumpulin sampah buat dijadiin hadiah. Yang ada dalam pikiran aku waktu liat hadiah itu, wah jangan-jangan teman-temanku ini tadi malam jadi pemulung dadakan. Aku tersenyum geli membayangkan hal itu.

Di dalam kotak besar yang di bungkus menggunakan pembungkus buku warna biru, terdapat berbagai macam barang. Ada sepatu bekas, kaos kaki bekas, botol parfum bekas, botol obat bekas, pokoknya semua yang bekas-bekas mereka masukin. Untuk bukan “bekas” yang itu juga. Hehehe.

Dasar cowok. Hadiahnya gak jelas semua. Tapi aku bahagia dan senang mereka memberiku hadiah begitu. Walaupun harganya gak mahal, hadaih dari mereka patut di hargai, karena aku sadar, gak gampang bikin hadiah kayak gitu, walaupun isinya Cuma barang bekas.

Apalagi kata mereka, mereka sampai begadang demi membuat hadiah itu. Aku jadi merasa spesial dan merasa di perhatikan sama mereka. Walaupun dalam kesehariannya mereka sering bikin jengkel dan sering usil.

Ya, itulah sepenggal cerita ulang tahunku. Sebenarnya sih masih panjang. Karena penderitaanku hari itu tidak berhenti sampai di situ saja. Masih berlanjut sampai malam. Tapi kayaknya bakalan kepanjangan deh kalo aku ceritain semua. Jadi segitu aja.


Maret 2013 adalah ulang tahun terkonyol, terseru, terjorok, terkotor, dan tentunya yang paling berkesan.
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template