Senin, 18 Desember 2017

All Of Me



What would I do without your smart mouth?
Drawing me in, and you kicking me out
You've got my head spinning, no kidding, I can't pin you down
What's going on in that beautiful mind
I'm on your magical mystery ride
And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright

My head's under water
But I'm breathing fine
You're crazy and I'm out of my mind

'Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
'Cause I give you all of me
And you give me all of you, oh oh

How many times do I have to tell you
Even when you're crying you're beautiful too
The world is beating you down, I'm around through every mood
You're my downfall, you're my muse
My worst distraction, my rhythm and blues
I can't stop singing, it's ringing, in my head for you

My head's under water
But I'm breathing fine
You're crazy and I'm out of my mind

'Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
'Cause I give you all of me
And you give me all of you, oh oh

Give me all of you
Cards on the table, we're both showing hearts
Risking it all, though it's hard

'Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
'Cause I give you all of me
And you give me all of you

I give you all of me
And you give me all of you, oh oh

Kamis, 14 Desember 2017

Kamu Abu-Abu


Kamis, 18 September 2017

Kuliah Matematika Diskrit jam 13.30.

Panas. Mengantuk. Lapar. Semua campur jadi satu. Dosen datang terlambat. Kuliah yang dijadwalkan mulai jam 13.00 ngaret setengah jam sampai 13:30. Itu pun ketika dosen datang, tidak langsung membahas materi. Tetapi memberikan semacam kultum yang sebenarnya pada prakteknya penyampaiannya lebih dari 7 menit. Hal itu mungkin merupakan kebijakan jurusan yang mewajibkan setiap dosen memberikan motivasi atau semacam pencerahan kepada kami, mahasiswa-mahasiswa labil yang belum mengetahui tujuan hidup yang sebenarnya.

Tapi yang ingin ku bahas kali ini bukan mengenai kultum, dosen yang terlambat, atau pun mengenai kebijaksanaan jurusan. Aku tidak dalam kapasitas untuk mengomentari masalah itu. Kecuali masalah dosen yang terlambat, Karena itu bisa mengacaukan seluruh jadwal perkuliahan, terutama jadwal istirahat yang artinya mengganggu jadwal makan dan tidur siangku. Tapi sekali lagi yang ingin ku bahas bukan masalah itu.

Ini tentang Dia. Ya, lagi-lagi tentang Dia. Mengapa harus tentang Dia? Entah. Mungkin Karena aku tidak bisa berhenti memikirkannya bahkan saat dihadapkan pada soal Matematika Diskrit atau buku paket Pemrograman C++ berbahasa Inggris yang dalam sekejap bisa mengalihkan duniamu. Entah. Aku pun tak tau.

Siang ini, Ibu Try – Dosen Matematika Diskrit, memberitahukan rahasia kecil kepada kami. Sebenarnya ini tidak bisa lagi disebut rahasia Karena telah banyak orang yang mengetahuinya. Tapi demi menghormati dosenku yang terkenal pintar itu, marilah kita sebut ini rahasia.
Yaitu tentang BAGAIMANA CARA MEMILIH SUAMI KETIKA BANYAK YANG DATANG MELAMAR. Sengaja pakai capslock supaya tulisannya jelas dan kalian tidak salah baca. Dan ya, kalian tidak salah baca. Kuliah Matematika Diskrit siang ini seketika berubah menjadi forum majlis ta’lim.

Kami – mahasiswa-mahasiswa labil yang bahkan masih belum terlalu mengerti apa itu cinta, diajak berdiskusi masalah pernikahan bahkan sampai ke masalah suami dan lamaran. Aku rasa, gaya pacaran yang abi-umi, papa-mama, ayah-bunda, atau pacaran islami yang berdalihkan ta’aruf tetapi ta’arufannya melewati batas waktu ta’aruf seharusnya, atau yang mengaku tidak pacaran tapi saling suka saling sayang dan pada akhirnya tetap Nampak seperti orang pacaran, belum lah pantas untuk diajak bicara mengenai hal serius seperti ini.

Tapi, ya, topik ini bukan lagi hal yang tabu atau tidak pantas dibicarakan dikalangan kami, Karena usia kami memang sudah memasuki usia yang diperbolehkan menikah baik oleh hukum agama maupun hukum negara. Lagipula, setelah lulus kuliah dan wisuda, hal apalagi yang akan dilakukan selain cari pekerjaan dan menikah, kan?

Apa hubungannya Dia dengan topik kultum ibu Try?

Tentu saja berhubungan. Dia cowok. Otomatis dia akan jadi suami. Sebelum jadi suami dia harus menikah dulu. Dan sebelum menikah dia harus melamar dulu.

Begitu pun denganku. Aku ini cewek. Otomatis akan jadi istri. Tetapi sebelum itu aku harus menikah dulu. Sebelum menikah aku harus dilamar. Dan jika banyak yang datang melamar, tentu saja aku harus memilih yang pantas dan cocok untuk menjadi imamku.

Sekarang sudah liat hubungannya? Iya

Sudah paham? Iya

Oke, kalau begitu aku tidak perlu menulis lagi.

Tunggu dulu, terus masalahnya di mana? Bahas panjang lebar hanya untuk itu? Itu sih buang-buang waktu.

Kalau masih belum paham dengan apa yang ku maksud, baiklah akan ku jelaskan.
Dia adalah pria ku cintai selama dua tahun belakangan ini. Ah, memikirkannya malah membuatku tambah jatuh hati padanya. Dia baik, lucu, jahil, dan yang terpenting dia bertanggung jawab. Sejak pertama jatuh hati padanya, sejak saat itu juga ku niatkan aku hanya ingin menikah dengannya. Bukan dengan yang lain. Walaupun banyak yang lebih baik darinya, tapi bagiku hanya dia yang ku inginkan.

Dia yang ku kenal dulu pintar, cukup paham agama, mengajinya juga bagus, rajin shalat, walaupun agak nakal.

Dia memenuhi semua kriteria yang diucapkan Ibu Try dalam kultumnya. Beliau berpesan, jika nanti
ingin memilih calon suami, pilihlah yang baik akhlaknya, bagus shalatnya, bagus bacaan qur’annya, Karena suami lah yang nantinya akan membimbing kita ke depannya.

Dia juga sopan. Tau bagaimana bersikap dan menempatkan diri. Pokoknya dia memenuhi semua kriteria itu. Jadi, tidak salah dong kalau dulu aku menginginkan dia untuk menjadi imamku.
Tapi, entah kenapa, akhir-akhir ini sikapnya berubah. Dia tidak lagi seperti dulu. Dia tidak seperti dirinya yang ku kenal dulu. Dia berubah. Dia mulai bertindak seenaknya, sesuka hatinya. Bahkan perlahan dia mulai meninggalkan hal-hal baik yang sering dilakukannya dulu.

Hmm…

Jujur, aku rindu kamu yang dulu. Aku sekarang kehilangan dirimu. Walaupun begitu, aku tetap mencintaimu. Karena aku mengenalmu. Ini bukanlah dirimu. Ada hal yang salah makanya kamu bersikap seperti ini. Aku tau itu. Ada yang tidak baik-baik saja. Hatimu, mungkin. Karena jika semuanya baik-baik saja kamu tidak akan seperti ini, kamu tidak akan bersikap begini.
Kau tau, aku sedih setiap kali mengingat hal ini.

Aku menginginkanmu untuk menjadi imamku. Aku ingin menikah denganmu. Hidup denganmu. Bersama denganmu selamanya.

Aku menginginkamu.

Tapi sikapmu yang sekarang membuatku ragu. Membuatku ragu akan pilihanku sendiri. Membuatku ragu akan keyakinan yang dulu ku percayai dengan sepenuh hati. Membuatku ragu terhadap dirimu.
Kamu sekarang abu-abu buatku.

Hal ini sebenarnya cukup membingungkan. Aku tidak tau harus cerita pada siapa. Jadi daripada memendam perasaan lebih baik ku tuangkan dalam bentuk tulisan dengan sedikit harapan kamu membacanya dan dapat mengambil sikap terhadap apa yang ku maksud.

Untukmu, manusia yang ku maksud dalam tulisan ini, ketahuilah bahwa aku tidak pernah menceritakan, memberitahukan kepada siapa pun tentang apa yang ada dalam tulisan ini, jadi ku harap kamu tidak marah dengan beranggapan duluan bahwa hal ini lebih dulu ku ceritakan kepada orang lain dibanding dirimu. Tenanglah, aku tidak akan memberitahukannya kepada orang lain. Lagipula, jika ada waktu dan kesempatan, aku akan memberitahukan langsung hal ini kepadamu.

Jikapun ada yang membacanya sebelum kamu, kemungkinan besar dia tidak akan tau siapa yang ku maksud. Kecuali mungkin beberapa makhluk aneh yang ku sebut sahabat, hehe. 

Kamis, 09 Maret 2017

Mulai Menulis (Lagi)


Samata, 10 Maret 2017

Saat ini usia 18 tahun, mahasiswi semester 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan alhamdulillah sehat tanpa kurang satu apapun. Sudah lebih satu tahun aku tidak pernah menulis lagi dan hanya menyimpan semua opini dan kenanganku dalam pikiranku sendiri. Entah kenapa tapi itulah faktanya. Aku mulai malas menuangkan semuanya dalam bentuk tulisan, padahal ada banyak sekali hal yang terjadi dalam satu tahun terakhir ini dan sangat disayangkan sekali jika akhirnya cerita itu akan ku lupakan hanya Karena kemalasanku untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Kuliah hari ini mulai jam setengah dua dan tampaknya aku bangun terlalu pagi, tapi bukankah kita memang seharusnya bangun pagi untuk menyambut rezeki? Tidak ada yang membenarkan tentang tidur pagi, baik itu dalam pandangan agama maupun dari segi kesehatan. Pagi hari khususnya sesudah shalat subuh malaikat turun ke bumi untuk mencatat siapa saja hamba Allah yang sudah bangun melaksanakan shalat subuh dan memulai aktivitasnya lalu membagikan rezeki kepada orang-orang tersebut, rezeki memang telah diatur oleh Allah tapi kan tidak ada salahnya juga mencari bonus rezeki dengan cara tersebut. Bangun subuh juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh dan kesehatan. Setelah mengetahui semua keutamaan bangun subuh, entah kenapa aku tetap saja susah bangun subuh dan lebih memilih untuk tidur.

Sebelum tugas mulai menumpuk dan kesibukan kuliah menyita waktuku, maka aku akan membuat kebiasaan baru, tepatnya mengembalikan lagi kebiasaanku yang dulu dan sempat ku tinggalkan hampir satu tahun belakangan ini. Aku akan mulai menulis lagi. Menulis di blog, curhat, atau hanya sekedar membuat tulisan tidak bermanfaat untuk mengisi waktu seperti yang ku lakukan saat ini.

Setengah dua masih lama dan aku tidak tau harus melakukan apa untuk membunuh waktu. Tidur, bosan. Main hp, bosan. Belajar, oke tampaknya kegiatan yang satu ini bermanfaat tapi sayangnya moodku untuk belajar sedang dalam proses pembangunan. Mencuci, itu bisa ku lakukan besok, lagipula besok weekend dan tentunya aku akan bertambah bosan jika tidak punya kegiatan yang harus dilakukan. Kerja tugas, hmm ya tugasku sudah mulai banyak tapi jika masih bisa dikerjakan besok kenapa harus dikerjakan sekarang haha ~ Gak ding, aku hanya tidak punya bahan untuk mengerjakan tugas, rencananya nanti aku akan ke kampus setengah jam lebih cepat dari jadwal kuliah untuk kemudian pergi numpang wifi di rektorat untuk mencari bahan tugas.

Ya, aku sudah mempersiapkan dan merencanakan semuanya tapi aku tidak punya rencana apa yang akan ku lakukan pagi ini. Nanti malam weekend dan setelah dapat bahan untuk kerja tugas nampaknya weekendku hanya akan ku isi dengan mengerjakan tugas. Aku sebenarnya lebih suka seperti itu daripada diam tidak melakukan apa-apa. Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma padahal sebenarnya ada banyak hal yang bisa dilakukan.

Aku juga sebenarnya rindu menulis. Selain public speaking, berpidato, ceramah, diskusi, berbicara di depan umum, dan hal-hal semacam itu, hal lain yang tampaknya cukup ku kuasai adalah menulis. Sebenarnya belum bisa dikatakan menguasai, tapi setidaknya aku dapat melakukan hal-hal tersebut dengan cukup baik. Bagiku menulis tidak terlalu berbeda dengan berbicara. Kamu hanya perlu menuliskan apa yang ada dalam kepalamu seperti saat kamu berbicara. Bagiku menulis segampang itu.

Saat kamu punya opini tapi tak bisa memberitahukannya kepada orang lain atau tidak mendapatkan tempat untuk mengutarakan opini tersebut, maka jadikanlah opini itu sebagai sebuah tulisan.
Aku memang belum mempunyai karya dalam bentuk tulisan sehingga aku tidaklah terlalu pantas untuk mengajari orang teknik menulis, selain itu tulisanku pun masih acak-acakan, berantakan, dan tidak tersusun dengan rapi. Tapi setidaknya melalui tulisanku aku dapat mengisi waktu dan menghilangkan kebosananku.


 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template