Tahun baru. Hal
baru. Pengalaman baru.
Itulah yang
kurasakan dan ku alami memasuki Tahun Baru 2014. Ada beberapa hal baru dan
pengalaman baru yang ku dapatkan di Tahun Baru ini.
Salah satunya
adalah pengalaman pertamaku naik pesawat terbang dari Selayar ke Makassar. Ini
bukan kali pertama aku naik, sebelumnya aku sudah pernah naik pesawat, tapi
bukan pesawatnya Selayar. Dan di Tahun Baru ini, untuk pertama kalinya aku naik
pesawatnya Selayar yang ukurannya tidak lebih besar dari seperduanya pesawat
Lion Air. Kecil dan hanya dapat menampung sekitar kurang lebih 20 orang. Di
dalamnya bahkan lebih besar bus antarkabupaten. Lorongnya sempit dan jarak
antar tempat duduk sangat sedikit.
Melihat kondisi
pesawat, perasaanku yang awalnya sudah tidak enak di akibatkan takut ketinggian
dan trauma beberapa tahun yang lalu semakin tidak enak. Cemas, gugup, takut,
dan waswas bercampur jadi satu.
Belum lagi suara
baling-baling pesawat yang memekakkan telingan sehingga penumpang harus
menggunakan headset yang telah di sediakan di dalam pesawat.
Pesawat yang
ukurannya lebih besar saja seperti Lion Air dan Garuda yang kondisinya lebih
bagus, nyaman, dan suara mesinnya halus tidak dapat membuatku nyaman menikmati
penerbangan, apalagi pesawat kecil seperti ini. Sudah terbayang di benakku
bahwa penerbangan ini akan terasa sangat lama dan sangat menyiksa.
Bayangan-bayangan ketidaknyaman berkelebat dengan cepat di depanku membuatku
tambah mual dan ingin segera mengakhiri penerbangan.
Untunglah
penerbangan ini hanya berlangsung selama 45 menit. Jadi aku tidak perlu terlalu
lama tersiksa dan berada dalam keadaan tidak nyaman dalam waktu yang lama.
Satu-satunya hal
yang dapat menghiburku dalam penerbangan ini adalah pramugarinya
membagi-bagikan snack ke penumpang. Entahlah apa tujuannya. Padahal penerbangan
ini tidak cukup satu jam. Tapi tak apalah. Daripada tidak dapat sama sekali.
Tapi hal itu juga
membuatku heran. Pesawat seperti ini punya pramugari ? Hebat juga. Aku baru tau
pesawat itu punya pramugari setelah dapat snack tadi, karena sebelum
penerbangan berlangsung, parmugarinya tidak memperagakan cara menyelamatkan
diri saat terjadi kecelakan seperti yang biasa dilakukan oleh pramugari pada
umumnya.
Ya, itulah
pengalaman pertamaku naik pesawat dari Selayar ke Makassar dan juga semoga
menjadi yang terkahir. Gak lagi-lagi deh. Kapok. Aku lebih baik mabuk laut
daripada mabuk udara. Sebagaimanapun menjengkelkannya mabuk laut, tapi lebih
menjengkelkan mabut udara. Karena mabuk udara bukan hanya mual dan pusing, tapi
telinga juga terasa sakit karena telinga kemasukan udara. Dan itu sakit banget.