Kadang aku bingung mau bilang apa dengan peristiwa yang satu
ini. Hampir di setiap masjid dan juga hampir setiap pelaksaan shalat berjamaah
peristiwa ini pasti terjadi. Entang factor apa yang menyebabkan peristiwa terus
menerus terjadi.
Berdasarkan apa yang telah dan pernah aku pelajari, shaf
shalat itu harus rapat dan tidak boleh ada celah antara makmum yang satu dengan
makmum yang lain. Katanya sih, kalau ada celah, nanti di celah itu akan di isi
oleh setan sehinggan setan bisa menganggu kita walaupun kita sedang dalam
keadaan melaksanakan shalat berjamaah.
posisi shaf yang benar dan yang salah |
Kalau tidak salah ingat, jarak antara satu makmum dan makmum
yang lain itu batasnya hingga anak kucing tidak bisa lewat diantara orang
shalat.
Tapi, pada kenyataannya, yang sering aku temukan di
masyarakat, jangankan anak kucing, kambing dewasa pun dapat lewat di shaf
tersebut. Jika saja orang yang melakukan
perbuatan itu adalah anak kecil atau yang sebaya denganku, pastilah aku akan
menegurnya dan menyuruhnya untuk merapatkan shaf.
contoh shaf shalat yang tidak rapat. |
Tapi jika yang melakukan hal itu adalah orang tua ? Nah,
gimana cara ngomongnya. Kalau di tegur, nanti kita dikatain sok tau, sok
pintar, atau bahkan durhaka sama orang tua. Tapi kalau gak di tegur, maka
pelaksaan shalat berjamaah tidak akan berlangsung dengan tertib diakibatkan
shaf yang bolong-bolong.
Salah satu yang paling yang memberikan peranan paling besar
dalam peristiwa ini adalah karpet bermotif sajadah yang lebarnya bisa memuat
dua orang dewasa dalam satu sajadah. Dan jarak antara sajadah yang satu dan
sajadah yang lain kurang lebih 5 cm. Kalau rata-rata orang yang menggunakan
karpet bermotif sajadah itu orang yang ukuran badannya besar, yang sah-sah
saja. Tapi jika yang menggunakan sajadah itu orang yang badannya berukuran
kecil tentu akan menyebabkan shaf shalat berjamaah menjadi jarang.
karpet bermotif sajadah |
Di sekolahku yang notabene adalah sekolah agama pun para
siswanya belum mengerti tentang tentang pentingnya merapatkan shaf pada saat
shalat berjamaah. Selain meningkatkan pahala yang di dapat, kita juga dapat
menghemat tempat dan memberikan ruang bagi teman kita yang lain yang juga ingin
melaksanakan shalat berjamaah.
Kadang, jika aku kebagian antri wudhu paling terakhir,
pastinya aku akan ketinggalan shalat berjamaah dan menjadi makmum masbuk. Menjadi
makmum masbuk tidaklah terlalu masalah walaupun pahalanya dikurangi sedikit
karena terlambat. Itu pun masih mending jika kita masih dapat tempat untuk
shalat. Kadang karpet yang di sediakan pihak sekolah sudah habis digunakan
semua dan makmum masbuk sudah tidak mendapatkan tempat lagi untuk ikut shalat
berjamaah.
Jadi terpaksa harus menunggu sampai shalat selesai dan
mengerjakan shalat sendirian.
Yang membuat aku heran adalah koq mushalla yang lumayan
besar ini tidak bisa memuat kami semua ?
Ternyata, setelah di teliti, banyak
shaf yang sebenarnya bisa memuat 20 orang dan yang berdiri di shaf itu. Cuma 15
orang. Bayangkan betapa lebarnya jarak antara satu makmum dengan makmum yang
lain. Masih bisa memuat 5 orang lagi, tapi karena pengaturan shaf yang
berantakan, maka banyak yang tidak kebagian tempat untuk shalat.
Selain itu, ada satu masalah lagi yang sampai saat ini sering mengganggu pikiranku. Dulu aku pernah diajari, bahwa memulai shaf shalat itu dimulai dari tengah, kemudian di kanan lalu di kiri. Bukan dari kanan atau dari kiri. Banyak yang mengatakan bahwa memulai shaf shalat itu harus dari kanan, karena jika kita menulis Al-Qur'an harus dimulai dari kanan. Kanan yang jadi patokan. Memangnya ini baris berbaris yang aturannya kanan jadi patokan ? Jika di baris berbaris memang benar kanan yang jadi patokan. Tapi kan ini kita mau shalat, bukan mau baris berbarsis. Jadi yang jadi patokan itu yang di tengah, bukan yang dikanan.
pengaturan shaf shalat yang benar |
Masalah ini sebenarnya kelihatanyya sepele dan tidak terlalu
penting. Tapi jika ini dibiarkan begini saja terus menerus dan tidak ada
tindakan dari pribadi kita masing-masing untuk mengubah kebiasaan ini, maka
beberapa tahun kedepan, peristiwa ini akan terus terjadi dan bisa jadi lebih
parah lagi.