Rabu, 12 Februari 2014

Kesibukan Pasca Libur

Dua bulan belakangan ini adalah minggu-minggu tersibuk dalam hidupku. Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku mengalami kesibukan yang super duper sibuk dan tidak punya kesempatan barang sedtikpun untuk istirahat.

Dimulai dari hari-hari pertama masuk sekolah, baru beberapa hari sekolah dimulai, sudah ada pengumuman rapat untuk pengurus OSIS. Sebagai pengurus yang bertanggung jawab, aku pun menghadiri rapat itu. Dan ternyata rapat itu membahas tentang acara maulid yang akan di adakan di sekolah.

Belajar dari pengalaman sebelumnya waktu jadi panitia pelaksana up grading dan rapat OSIS, aku sih sebenarnya mau jadi seksi dokumentasi lagi, jepret sana jepret sini lagi, keluar masuk ruangan berlagak seperti dokumentator profesional lagi. Tapi sayangnya dalam kegiatan kali ini, aku tidak bisa menjabat posisi “sakral” itu. Di kegiatan maulid ini, aku harus rela menjadi sekretaris pantia, membantu sekretaris OSIS melaksanakan tugasnya. Karena sebenarnya aku tidak tega melihat kak jihad bekerja terlalu keras tanpa ada yang membantunya. Ini kan OSIS. OSIS itu organisasi. Dan organisasi itu punya banyak anggota dan pengurus. Masa Cuma satu orang doang sih yang kerja. Kan gak adil. Makanya aku mengajukan diri dan bersedia menjadi sekretaris panitia asalkan sekum OSIS mau membantuku dalam melaksanakan tugas. Selain mau meringankan beban sekum, aku juga mau meringankan beban ketosku yang sudah setengah mampus teriak-teriak di depan hanya untuk bertanya siapa yang mau jadi sekretaris.

Lagipula, posisi sebagai sekretaris adalah jabatan favoritku sejak SD. Dari dulu aku suka banget dan mau banget jadi sekretaris.  Soalnya dalam pikiranku, sekretaris itu tugasnya selalu berhubungan dengan ketik mengetik dan tulis menulis, dan aku sangat menyukai kedua hal tersebut.

Awalnya aku kira, jadi sekretaris panitia pelaksana maulid bukanlah hal yang sulit. Yang harus ku bikin palingan surat keluar ke beberapa instansi, wali murid, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh-tokoh yang lain. Kan gampang, tinggal bikin satu surat, kemudian print dan fotocopy perbanyak. Sudah. Beres. Isinya kan sama semua, jadi tinggal ganti bagian atasnya doank. Gak perlu susah-susah ngetik surat banyak-banyak.

Tanggal pelaksanaan maulid yang sudah di tentukan waktu rapat molor beberapa minggu karena pihak sekolah menunggu kedatangan dan kehdiran kepala sekolah dalam acara tersebut. Sebagai sekretaris yang waktu hari-hari awal setalah pembentukan panitia sibuk bolak-balik kantor-sekret OSIS demi membuat format surat yang benar bisa sedikit berlega hati, karena itu artinya waktuku untuk membuat surat bisa lebih banyak, jadi aku tidak perlu terlalu over membuat surat, aku bisa santa-santai dulu untuk beberapa waktu.

Di luar dugaan, ternyata tanggal yang sudah di sepakati bersama oleh pihak sekolah dan juga kepala sekolah di mundurkan lagi karena ada perkemahan yang akan di laksanakan bersamaan dengan maulid di sekolah. Berhubung perkemahan bersifat keseluruhan, hampir semua sekolah ikut dalam perkemahan tersebut, maka maulid pun jadwalnya kembali molor. Maulid di undur sampai satu minggu setelah perkemahan.
Aku semakin berlega hati. Karena masih ada sangat banyak waktu untuk membuat surat. Belum lagi ternyata dalam pelaksanaan maulid, aku harus membuat proposal demi bisa mendapatkan tambahan dana untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Membuat proposal bukanlah hal yang mudah. Apalagi sebelumnya aku belum pernah membuat proposal kegiatan apapun. Ini adalah pertama kalinya buatku. Dan wakamad kesiswaan sudah bosan menagihku proposal yang ku buat, solanya proposal tersbeut tak kunjung selesai. 

Tapi penyerahan proposal itu juga dapat di tangguhkan hingga perkemahan selesai. Syukurlah aku ikut perkemahan. Jadi beban maulid bisa di simpan rapi dulu untuk sementara.

Nah, di sini mulai lagi. Kesibukan maulid belum selesai, malah ada surat yang masuk ke sekolah bahwa akan ada perkemahan dalam memperingati maulid nabi. Berhubung aku juga anggota pramuka, perkemahan adalah salah satu hal yang ku tunggu-tunggu. Alhamdulillah, tanpa harus berjuang keras menunjukkan kemampuan dan merengek-rengek ke senior supaya bisa ikut, aku sudah di pilih lebih dulu oleh pembina. Ya maklumlah, namanya juga anak kebanggaan negara, warisan berharga dunia, jadi pastinya di pilih lah. Hehehe.

Tapi walaupun sudah di pilih sama pembina, aku tetap harus ikut latihan rutin yang semakin mendekat ke hari H latihannya semakin rutin, sebagai persiapan untuk mengikuti lomba yang akan di laksanakan di perkemahan.

Mulai dari sini, hingga beberapa hari selanjutnya, sekolah seakan menjadi rumah keduaku. Pulang sekolah jam 4 sore, mandi, shalat, ke sekolah lagi. Begitu terus hingga menjelang perkemahan. Saking inginnya mendapat juara, hari ahad pun kami tetap latihan. Betul-betul hari-hari yang sibuk. Karena hal itu, aku baru ada di rumah setelah maghrib. Untunglah waktu itu masih terhitung awal-awal masuk sekolah, jadi pr dan tugas belum terlalu menumpuk.

Perkemahan bagiku bukan hanya sekedar berkumpul dan berkompetensi dengan sesama anggota pramuka, tapi juga bisa sebagai hari libur pribadi. Walaupun tidak libur secara resmi. Tapi bisa tidak mengikuti kegiatan sekolah selama beberapa hari tanpa harus susah-susah bikin surat sakit atau cari alasan bua izin, bahkan di beri izin langsung oleh pihak sekolah adalah hal yang menyenangkan. Apalagi di tempat perkemahan, kita tidak perlu pusing memikirkan masalah apapun. Sekalipun ada lomba, semuanya di hadapi dengan santai. Tidak perlu terlalu tegang.

Aku mewakili sekolah ku untuk lomba pidato, konsep sepanjang dua lembar kertas A4 harus bisa ku kuasai dalam waktu kurang dari dua hari. Untuk dapat tampil maksimal dan sempurna, waktu dua hari bukanlah waktu yang banyak. Awalnya aku agak tegang, tapi suasana di perkemahan yang santai dan nyaman membuat semua ketegangan itu hilang.

Setelah pulang dari perkemahan dan hanya berhasil meraih juara 3 lomba pidato, aku ingin sedikit bersantai melepas penat dan lelah dari perkemahan. Tapi sayang, keinginanku itu tidak di setujui oleh yang Maha Kuasa.

Sepulang dari perkemahan, ternyata pekerjaan yang telah ku abaikan untuk beberapa hari menyambutku dengan hangat dan tidak membiarkan untuk kembali beristirahat. Hari pertama sekolah, sepulang dari perkemahan, wakamad kesiswaan langsung memanggilku dan menagih semua surat dan proposal yang hari itu seharusnya sudah jadi dan siap edar.

Aku baru sadar, ternyata maulid, di hitung dengan hari itu, tinggal 4 hari lagi. Dan disitu pun aku baru sadar, seperti tersambar petir, bangun dari mimpih indahku, ternyata sudah tidak ada waktu untuk bersantai-santai lagi.

Saking tidak adanya waktu untuk bersantai, aku dan segenap pantia inti di suruh tinggal di kantor dan di izinkan untuk tidak mengikuti pelajaran pada hari itu demi menyelesaikan pekerjaan yang sempat terbengkalai selama beberapa hari.

Hari itu rasanya aku capek sekali. Belum hilang rasa capek dari perkemahan, pekerjaan yang menumpuk ternyata sudah menunggu. Keluar masuk kantor, naik turun tangga, keluar masuk lab komputer, dan menandatangi secara langsung berlembar-lembar surat yang tidak dapat di fotocopy menjadi pengganti kegiatan belajar ku hari itu.

Mulai dari pagi, sehabis upacara, hingga siang menjelang pulang sekolah, aku tidak pernah keluar dari kantor.  Jajan pun tak sempat. Dan hal tersebut berlangsung begitu terus hingga 3 hari berikutnya. Selama tiga hari itu aku tidak pernah sekalipun masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Genap sudah satu minggu ketertinggalan ku tidak mengikuti pelajaran. Akibat organisasi, pelajaranku jadi keteteran.

Belum lagi aku harus mendatangi beberapa alumni dan perintis MAN Bontoharu untuk meminta tambahan dana. Untungnya mereka bekerja di tempat yang sama, jadi aku tidak perlu terlalu menyusahkan orang untukmenemaniku mencari orang-orang ini.

Sehari sebelum hari H, di adakan rapat permantapan sekalgus menunjuk orang-orang yang akan bertugas besok. Rapat berlangsung kurang baik karena banyak dari peserta yang meninggalkan forum begitu saja tanpa minta izin terlbih dahulu. Akhirnya rapat pun di adakan seadanya saja dan langsung di tutup dengan ucapan salam dari ketua osis tanpa melalui basa-basi terlebih dahulu. Tampaknya dia jengkel karena peserta rapat tidak mengerti tentang cara berorganisasi.

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Peringatan maulid nabi muhammad saw yang telah dipersiapkan sebulan yang lalu pun jadi dan terlaksanakan hari itu. Semua panitia was-was, termasuk dengan wakamad kesiswaan yang tampaknya menjadi penanggung jawab umum acara ini.

Alhamdulillah, syukur beribu syukur ku panjatkan ke hadirat Allah swt, acara yang telah menyita waktuku dan waktu beberapa orang yang terlibat di dalamnya berjalan dengan sukses. Walaupun di awal ada beberapa kerusuhan karena pantia penjemput tamu terlambat hadir di tempat sehingga ada beberapa tamu yang tidak mendapat souvenir. Tapi tak apalah, selain dari itu, semunya berjalan lancar.

Maulid ini menjadi lebih spesial karena di hadiri langsung oleh Bupati Kepulauan Selayar, H.Syahrir Wahab dan Kaporles Selayar, AKBP Muhammad Hidayat B, SH, S.Ik, MH. Dan juga oleh beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Yang paling membanggakan dari acara kali ini adalah karena aku merupaka sekretaris pantia acara ini. Sehingga semua undangan yang sampai ke orang yang hadir di perayaan maulid ini melihat namaku dan tandatangan ku tercantum sebagai sekretaris paniti di undangan itu.

Walaupun secara teknis, bukan aku yang membuat surat-surat undangan itu. Yang membuatnya adalah wakamad kurikulum yang bersedia membantuku mengatasi kerumitan yang tidak mungkin dapat ku selesaikan sendiri ini. Maulid nabi bukanlah acara sembarangan. Apalagi ini yang di undang bukan hanya warga sekolah, tapi juga masyarakat umum. Jadi pembuatan suratnya harus dilakukan dengan benar-benar, bukan oleh amatiran sepertiku yang baru belajar menjadi sekretaris yang baik.


 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template