Jumat, 17 April 2015

Boring Friday


Hello Friday !!

Happy Friday everybody … !!

Pasti beberapa dari kalian bahagia menyambut hari Jum’at. Ya iyalah, secara hari Jum’at itu kan gerbang menuju weekend. And that is the meaning HOLIDAY !! Horee !! 

Buat yang punya pacar pasti bahagia karena bisa malam mingguan dengan sang kekasih hati. Yang jomblo juga bahagia karena bisa main game sepuasnya. Aku sih malam mingguannya menghafal Al-Qur’an bareng teman-teman di sekolah, jadi semacam pesantren Sabtu-Ahad gitu. Jadi buat situ-situ yang jomblo, yuk mari gabung sama saya malam mingguan bareng Al-Qur’an. Daripada kita bikin dosa mending nabung pahala buat di bawa pulang kampung kelak.

Hari Jum’at memang menyenangkan. Tapi sayangnya Hari Jum’at ku kali ini sangat-sangat tidak menyenangkan.

Kenapa ?

Karena kemarin sepulang sekolah aku mendapat kabar. Nuni ikut perkemahan Pramuka di Malino. Kabar macam apa ini ? Aku gak salah dengar kan ? Koq bisa ? Waktu pemberangkatan tinggal satu minggu dan dia terpilih untuk ikut ?

Kabar tersebut membuatku jatuh hati. Eh salah, bukan jatuh hati, kalau jatuh hati kan maksudnya jatuh cinta gitu, ini bukan jatuh cinta, tapi kecewa. Dan itu kecewanya pake banget. Saking kecewanya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Ini kecewanya udah memasuki skala nasional bahkan internasional.

Sejak berminggu-minggu yang lalu aku memang sudah kecewa, sudah kesal, sudah marah, sudah sedih, sudah pengen nangis, tapi aku berusaha untuk legowo¸ untuk menerima, ikhlas, ridha menerima keputusan bahwa aku tidak bisa ikut ke Malino, tapi mendengar kabar kalau Nuni ikut ke Malino, usaha legowo yang ku lakukan selama berminggu-minggu ini GATOT a.k.a GAgal TOTal.

Oh Tuhan ! Ini Malino ! Daerah perbukitan yang ku yakini memiliki pemandangan yang luar biasa indah. Daerah dimana SMA Tinggi Moncong, salah satu sekolah unggulan di Sulawesi Selatan, sekolah yang gossipnya anak terbodoh di sekolah itu bisa bebas tes masuk di UNHAS bertempat. Sejak pertama kali mengenal daerah itu, aku selalu berharap bisa melihat panorama indah perbukitan Malino.

Saat aku dengar bahwa anak pramuka akan menghadiri perkemahan pramuka tingkat provinsi di Malino, aku mau banget ikut. Tapi sayang, karena kesalahan yang ku lakukan di waktu yang lalu, kepercayaan orangtuaku terhadapku kini berkurang, sehingga jika ada event-event seperti ini, maka sudah bisa dipastikan aku tidak akan di izinkan untuk turut berpartisipasi di dalamnya.

Mau merengek seperti apa pun tetap tidak akan di izinkan. Mau nangis darah sambil guling-guling di atas aspal panas tetap tidak mempan untuk mengubah keputusan bapakku yang teguh bagai batu karang. Kalau mama sih ngasih izin, asalkan bapak juga ngizinin. Tapi apalah daya, izin dari satu pihak saja tidak dapat digunakan sebagai tiket untuk ke Malino. Untuk mendapatkan GOLDEN TICKET, kita juga harus mengalahkan BIG BOSS, dan itu impossible !!

Maka satu-satunya hal yang dapat ku lakukan adalah mo’jo’ (ngambek) di kamar, diam, dan menangis meratapi nasib sambil berpikir strategi yang tepat untuk mengalahkan BIG BOSS. Sayangnya aku tidak menemukan strategi yang tepat. Aku hanya menangis, menangis, menangis, dan terus menangis hingga akhirnya kepalaku sakit karena kebanyakan menangis.

Sebagai bentuk protesku sama BIG BOSS, setiap berada di depannya aku menunjukkan muka kusut dan ditekuk entah ditekuk berapa kali. Walaupun gak mau nunjukin muka kusut, mukaku tetap kusut karena habis nangis.

PR Bahasa Arab dan Makalah Sejarah yang harus dikumpul hari ini pun berantakan, gak ada yang jadi satu pun akibat menangis yang berlebihan. Parahnya lagi, efek nangis itu gak hilang dalam satu kali tidur. Tadi subuh, waktu bangun sahur, perasaanku tidak membaik sama sekali, aku masih kesal dan kecewa dengan keputusannya BIG BOSS  yang tidak mengizinkanku ikut ke Malino.

Alhasil, aku pergi ke sekolah dengan perasaan yang tidak karuan.

Tapi aku berusaha tampak baik-baik saja di hadapan teman-temanku. Aku tidak ingin mereka tau kalau aku menangis hanya karena tidak bisa ikut ke Malino.

Aku berharap di sekolah aku dapat menemukan sesuatu yang dapat mengembalikan moodku. Sayangnya tidak ada sesuatu pun yang dapat mengembalikan moodku. Aku memang suka Hari Jum’at. Tapi aku hanya suka harinya saja, bukan apa yang ada di dalamnya. Satu-satunya hal yang membuat Hari Jum’at menyenangkan adalah pelajaran Matematika dan fakta bahwa Hari Jum’at adalah gerbang menuju weekend. Selebihnya ? BORING !!



Di awali dengan mata pelajaran Sejarah yang gurunya super duper membosakan dengan ciri khasnya yang selalu ngomong “ya” dan di akhiri dengan menghadiri Majelis Ilmu yang dinamakan Kajian Jum’at. Yup, actually my Friday is totally boring.

Belum lagi tadi waktu pelajaran Bahasa Arab (yang gurunya merupakan ibuku sendiri) kami mendapat semprotan dari sang guru. Entah apa kesalahan kami. Tanpa tau kesalahan kami, Ibu Dani masuk ke kelas dengan membanting pintu kelas yang saat itu tertutup dan memarahi kami. Kami yang tidak tau apa-apa hanya bisa diam dan bengong menerima amarah sang guru. Mana posisi aku tadi lagi dalam posisi yang ‘membahayakan’. Maksud ‘membahayakan’ di sini adalah aku duduk bareng Icca, dan posisi duduknya itu dekaaat banget. Mamaku itu paling murka kalau liat aku dekat sama cowok, bagi mamaku dekat dengan cowok yang bukan muhrim itu adalah hal sangat tidak boleh. Memang begitu sih aturan dalam agama. Tapi dalam pergaulan sehari-hari hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa.

Yang ku takutkan bukan hanya karena aku duduk deketan dengan Icca, tapi karena sebelum mamaku masuk, kami main tatap-tatapan sambil pegangan tangan dengan jarak wajah hanya 5 cm, jadi kalau di liat sekilas hampir kayak orang mau ciuman, padahal kita Cuma main tatap-tatapan. Nah, kalau mamaku sampai lihat hal itu, maka matilah aku.

Teman-temanku sih enak. Cuma kena semprot di sekolah. Lah aku ? Lanjut di rumah lagi. Aku hanya bisa berdoa dan berharap semoga mama tidak melihat itu sehingga aku tidak harus mendapatkan siraman rohani 3 kali dalam sehari.
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template