Kamis, 11 Juni 2015

Ketika Displin Diremehkan



Aku bukanlah tipe orang yang disiplin. Apalagi masalah tepat waktu. Aku lebih sering terlambat daripada tidak. Bahkan shalat pun kadang terlambat. Aku tau itu adalah kebiasaan yang buruk. Makanya sedikit demi sedikit aku berusaha mengubah kebiasaan itu. Sedikit demi sedikit aku berusaha agar aku bisa tepat waktu dan tidak terlambat lagi.

Mengikuti kebisaan orang-orang Jepang yang terbiasa haidr 10-15 menit sebelum acar dimulai, maka aku pun melakukan kebiasaan itu. Walaupun tetap saja, kadang kemalasanku yang luar biasa itu menyebabkanku mengundur waktu dan akhirnya datang terlambat_-

Tapi aku berusaha sebisa mungkin agar aku bisa datang cepat dan tidak terlambat. Berusaha mematuhi peraturan sekolah yang harus hadir 15 menit sebelum lonceng berbunyi, tetapi pada akhirnya, walaupun tidak terlambat, aku datang ke sekolah 5 menit sebelum lonceng berbunyi karena harus menunggu Mamaku.

Setiap ada kegiatan sore di sekolah, sebisa mungkin aku tidak tidur siang walaupun gravitasi tempat tidur sangat kuat dan sangat susah untuk di tolak.

Kalau kebiasaan orang Jepang datang 10-15 menit sebelum acara dimulai, maka kebiasaan orang Indonesia lain lagi. Orang Indonesia akan datang 1 jam setelah acara dimulai. Ya walaupun itu tidak semuanya sih. Kebiasaan orang Indonesia yang satu ini lah yang kadang membuatku jengkel. Beberapa acara sosialisasi yang ku datangi selalu dimulai satu jam lebih lambat daripada yang tertera di undangan. Itu pun kadang masih ada saja yang terlambat, padahal acaranya saja mulainya terlambat.


Sama seperti hari Sabtu kemarin.

Kemarin sore aku ada jadwal pengambilan nilai Muhadatsah di sekolah. Gurunya menyuruh kami datang ke sekolah jam 3 tepat. Shalat Ashar berjama’ah di sekolah.

Ada rumor yang beredar katanya jika kita cepat datang maka nilainya juga tinggi.

Jadi demi mengejar nilai tinggi dan demi tidak datang terlambat, aku tidak makan siang dan belum sempat mandi ketika ke sekolah sore itu. Limabelas menit kurang jam tiga aku sudah ada di sekolah. Belum ada siapa-siapa di sekolah. Tentu saja. Siapa yang mau datang ke sekolah di jam begini.

Hanya aku dan Idha yang ada di sekolah waktu itu. Beberapa menit kemudian Kiky datang. Kini kami bertiga. Jam 3 lewat 15 menit, Nuni datang dan Ustadz pun belum datang. 15 menit kemudian adzan Ashar sudah berkuman dang dan batang hidung Ustadz masih belum kelihatan.

10 … 20 … 30 menit aku, Nuni, Kiky, dan Idha menunggu kehadiran sang Guru. Bahkan kami sudah memproduksi beberapa foto akibat bosan dan mengantuk menunggu sosok yang tak kunjung datang.

Beberapa menit kemudian, dari arah perpustakaan muncul sosok yang tingginya hampir sama denganku, membawa buku besar berwarna hijau dan memakai baju koko. Akhirnya, setelah SATU JAM menunggu Guru ku pun datang.

Tuh kan, benar apa yang ku bilang. Orang Indonesia selalu memulai acara satu jam lebih lambat daripada yang seharusnya.

Yang paling mengesalkan adalah, aku tidak tidur siang, tidak makan, dan tidak mandi datang ke sekolah demi mengejar nilai dan demi tepat waktu tetapi ada beberapa temanku yang dengan santainya baru datang ke sekolah jam 4 sore. Mereka datang dengan cantik, segar, dan bahagia.

Mungkin kekesalanku sore itu akan berkurang jika saja Guruku ketika pertama kali datang langsung minta maaf karena keterlambatannya datang. Tetapi nyatanya, TIDAK. Dia datang dengan cengengesan dan tanpa merasa bersalah sedikitpun telah membuatku menunggu dirinya sejak satu jam yang lalu.

Selama ini aku selalu berusaha menjaga sikap di depannya karena dia salah satu guru yang ku segani. Tetapi akibat kejadian sore itu, kesegananku terhadapnya berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Ketika aku berusaha memberitaunya bahwa aku sudah ada di sini sejak satu jam yang lalu dengan harapan dia akan meminta maaf, dia malah membela diri tanpa ada sedikit pun kata maaf yang keluar dari bibirnya yang ku yakini selalu menyampaikan ajaran Allah itu. Tidak ada sedikit pun walaupun itu hanya tersirat.

Setidaknya dia bisa menghargai usahaku datang tepat waktu.

Inilah yang kadang menyurutkan semangatku untuk belajar disiplin waktu. Bagaimana bisa disiplin coba kalau gurunya saja datang terlambat ??
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template