Selasa, 17 Desember 2013

Sudahkah Kita Merdeka ?


Sudahkah kita merdeka ? Pertanyaan itu muncul setelah aku mengikuti kegiatan Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan yang dilaksanakan di Restoran Rayhan pagi tadi. Selain mendapatkan ilmu baru tentang apa dan bagaimana itu jurnalistik, serta bagaimana menjadi seorang jurnalistik yang baik, aku juga tadi seperti disadarkan kembali dari lamunanku selama ini.

Ternyata selama ini kita dibodohi dan ditipu secara mentah-mentah oleh media. Baik itu media elektronik maupun media cetak. Banyak kebohongan-kebohongan yang sebenarnya kita tau kalau hal itu adalah sebuah kebohongan, tapi menelan kebohongan itu dan menerimanya.

Dalam ilmu interaksi sosial, media menggunakan ilmu sugesti untuk mempengaruhi pikiran dan alam bawah sadar kita agar kita percaya dengan apa yang mereka sampaikan. Salah satu cara kerja sugesti adalah pemberian informasi yang sama secara terus-menerus tetapi tidak ada timbal balik atau kesempatan untuk bertanya langsung kepada yang memberikan informasi, sehingga mau tidak mau, kita akan menelan bulat-bulat informasi yang diberikan karena kita tidak bisa bertanya balik apakah hal itu benar atau tidak.

Sekarang adalah masanya rezim media, dimana semua orang sangat bergantung pada media untuk mendapatkan informasi. Saat ini adalah masa media lagi berada dipuncak kejayaannya, masa dimana media lagi hangat-hangatnya untuk disimak.

Masa penjajahan sudah lewat 68 tahun yang lalu. Tapi yang selesai hanyalah penjajahan fisik. Sekarang “para penjajah” itu tidak lagi menyerang kita menggunakan fisik, karena mereka tau, Indonesia 80% beragama Islam, dan doa orang pasti dikabulkan. Jadi kalau mereka menyerang menggunakan fisik, mereka akan kalah dengan kekuatan doa umat Islam.

Orang-orang pintar ini pun menyerang kita melalui intelektual. Kepintaran. Kecerdasan. Mereka tau, kepintaran dan kecerdasan sebagian besar orang Indonesia itu dibawah rata-rata sehingga orang Indonesia itu mudah untuk dibodoh-bodohi.

Dan salah satu senjata yang mereka gunakan untuk menyerang kita adalah melalui media. Terutama Iklan. Sebut saja Jepang, banyak produk asal negara “mantan penjajah” kita ini berlalu lalang, hilir-mudik, silih berganti tampil dan muncul di pasar lokal kita.

Kenapa Jepang ? Padahal banyak negara lain yang juga memasang iklan di media lokal kita. Sebut saja Cina misalnya.

Yamaha buatan ? Jepang. Suzuki buatan ? Jepang. Kawasaki buatan ? Jepang. Honda buatan ? Jepang.
Hampir sebagian besar produk dan merk kendaraan bermotor yang berseliweran dimedia lokal kita berasal dari Jepang. Padahal, di Jepang sendiri, tidak ada penduduknya yang mengendarai motor. Pemerintah Daerahnya melarang masyarakatnya untuk mengendarai motor, mereka menyuruh masyarakatnya untuk berjalan kaki menuju ke stasiun kereta api atau halte bus untuk berangkat ke sekolah atau ke tempat kerja.

Produsen motor di Jepang juga dilarang untuk memasarkan produk mereka di dalam negeri. Sekalipun diizinkan, pemerintah daerah memasang batasan hanya boleh memasarkan produk yang kecepatan mesinnya maksimal 50 cc.

Sedangkan di Indonesia ? Produk yang dijual kecepatan mesinnya sampai 120 dan 150 cc, sampai-sampai bajunya Komeng robek dan rambutnya Ayu ting ting berantakan.

Sekarang pertanyaannya, kenapa Jepang memilih memasarkan produknya di Indonesia ?
Jawabannya sederhana, karena orang Indonesia masih suka di jajah sama Jepang.

Setelah mengetahui semua fakta tersebut, masihkah kita berpikir bahwa kita sudah merdeka ? Setelah mendengar fakta yang dikatakan oleh Kapolres Selayar tadi, kemerdekaan yang kita raih 68 tahun yang lalu patut dipertanyakan kebenarannya. Apakah benar saat ini kita sudah benar-benar merdeka ? Apa arti kata “merdeka” yang sebenarnya ?

Itu hanyalah secuil dari ribuan fakta yang ada dimasyarakat kita yang belum terungkap.

Sudahkah kita merdeka ?
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template