Ada beberapa orang di
hidup ini yang hanya menarik pada saat masa sekolah saja. Lepas dari masa itu,
dia tidak menarik lagi bahkan cenderung menjengkelkan.
Sebut saja teman, atau
bisa di bilang sahabat SMPku. Namanya Jafar. Dulu waktu SMP aku pernah
mengalami yang namanya jatuh cinta pada sahabat ku sendiri. Entah kenapa, tapi
saat itu dia tampak menarik bagiku. Semua yang berhubungan dengan dia adalah sesuatu
yang indah dan dapat membuatku luluh.
Mulai dari caranya
berbicara, sikapnya yang apa adanya, gokil, santai, pokoknya saat itu semua
yang ada padanya adalah hal yang baik dan menarik. Bahkan setelah dia jadian
dengan temanku dan aku harus sakit hati tetapi harus ikhlas menerima semua itu,
dia tetap tampak baik dan menarik di mataku.
Bahkan setelah dia dikeluarkan
dari sekolah aku tetap berharap dapat bertemu lagi dengannya dan dia aku bisa
berusaha kembali mencuri hatinya.
Tapi, setelah beberapa
tidak bertemu dengannya, ada sesuatu yang berubah. Pernah sekali dia menelponku
dan memintaku untuk jadi bagian dari hidupnya, tapi saat itu aku sudah
terlanjur sakit hati dan tidak mau menerimanya. Mengapa baru sekarang ? Mengapa
setelah kau dicampakkan baru kau mencariku ? Mengapa tidak dari dulu ? Apakah
aku hanya pelarian ? Atau kau terlambat menyadari bahwa sebenarnya aku lah
orang yang selalu ada untukmu ? Aku bahkan sempat kehilangan harga diriku di
hadapanmu karena aku mengakui bahwa aku menyukaimu, tapi kau meresponnya dengan
biasa-biasa saja.
Saat itu aku sempat
berpikir untuk menerimanya tapi dengan syarat aku ingin bertemu dengannya
sekali saja. Karena aku rindu ingin bertemu dengannya. Rindu dengan candaan dan
obrolan kami di salah satu sudut masjid pesantren Babussalam setiap malam ahad
sesudah shalat maghrib. Kini itu semua hanya menjadi kenangan.
Setelah saat itu aku
tidak pernah lagi mendengar kabar darinya dan dia seakan-akan hilang dari
kehidupanku.
Dan pesona yang dia
berikan waktu SMP ? Hilang dan pergi bersamaan dengan hilangnya dia dari
hidupku. Rasa suka itu sudah tidak lagi. Rasa kagum dan menarik itu hilang
diterbangkan angin. Dan dia sudah tidak menarik lagi bagiku. Kini dia hanya
sahabat SMPku yang lama tidak berjumpa.
Selain Jafar, ada satu
orang lagi yang juga waktu SMP sempat memberikan kisah Cinta Monyet untukku. Namanya
Alim. Aku pernah menulis tentang dia di sini.
Hampir sama dengan
Jafar, dia juga menawarkan sebuah pesona yang sulit untuk di tolak. Pesona
tersebut menyilaukan mata hingga tidak peduli bahwa saat itu dia sedang bersama
seseorang. Tapi dia tidak pernah berani mengungkapkan perasaanya karena takut
merusak persahabatan yang telah kami bina. Tapi tetap saja, rasa suka itu tidak
akan hilang begitu saja. Bahkan hingga aku kelas satu SMA, aku masih berharap
dia akan pindah ke sekolahku dan kami bisa akrab lagi seperti saat SMP. Sayang,
itu semua hanyalah harapan kosong yang tidak mungkin terwujud.
Kabar terakhir yang ku
dengar, dia berhenti sekolah.
Sejak saat itu, rasa
suka ku ke dia langsung hilang begitu saja. Apa yang bisa diharapkan dari
seseorang yang tidak bersekolah ? Dan sama seperti Jafar, kini dia juga hanya
lah sahabat SMPku yang paling ku sayang dan dia juga menyayangiku tapi tidak
untuk dijadikan teman hidup.
Istilah “Terima apa
adanya” tidak ada dalam kamus kehidupanku. Mau makan apa kalau hanya
bermodalkan cinta. Cinta tidak dapat membuat kenyang.
Selain mereka berdua,
ada lagi kakak kelas ku di Aliyah, namanya Ali. Waktu aku masih kelas satu dan
dia kelas tiga, aku sempat ngefans dan suka dengan dia. Bagaimana tidak ?
Penampilannya yang keren, suaranya bagus, pintar memainkan alat music, sosok
laki-laki idaman hampir semua wanita.
Beruntung sekali orang
yang ditaksir olehnya. Dan temanku merupakan salah satu orang yang dia taksir. Tentu
saja aku tidak termasuk dalam daftar cewek yang dia taksir. Aku tidak memenuhi criteria
standard yang dia tetapkan.
Aku sempat iri dengan
temanku itu. Enak sekali bisa di taksir oleh kakak kelas sekeren itu.
Tapi, hampir sama
dengan Jafar dan Alim, menjelang saat-saat terkakhir SMAnya dia menjadi
agak-agak stress. Entah karena pengaruh apa. Tapi yang ku dengar dari gossip yang
beredar, dia mengalami semacam masalah religious. Entah apa maksudnya itu.
Nah, saat itu lah
pesona yang dia miliki hilang. Cahaya yang selama ini mengelilinginya kini
berubah menjadi gelap. Bahkan setitik cahaya pun tidak ada yang tersisa. Pesonanya
benar-benar hilang.
Kini aku berpikir,
untunglah aku tidak termasuk dalam daftar cewek yang dia taksir. Pernah ngefans
ke dia tidak apa, itu hanyalah kesalahan kecil yang biasa dilakukan oleh remaja
labil. Untunglah aku sempat menyadari hal itu.
Jadi, dalam kehidupan
ini, ada beberapa orang yang seiring berjalannya waktu, pesonanya bagaikan
hilang sedikit demi sedikit di terbangkan oleh angin dan mungkin diberikan ke
orang lain yang lebih pantas dan lebih tau bagaimana cara menggunakan dan
mensyukuri karunia yang telah diberikan oleh Allah swt.