Home Alone |
Untuk
yang kesekian kalinya, aku yang cantik, imut, dan manis ini di tinggal
sendirian di rumah dan menjadi penjaga rumah. Sebagai anak tunggal, sendirian
di rumah bukanlah hal baru bagiku. Itu sudah menjadi rutinitas yang hampir
setiap saat ku jalani.
Tapi entah
kenapa, kali ini aku merasa ..... apa ya kata yang tepat. Hm, kesepian mungkin.
Ya, entah kenapa tiba-tiba aku merasa kesepian. Aku merasa jengkel di tinggal
sendiri di rumah. Bukan satu dua kali sih aku mengalami hal ini, tapi kali ini
rasanya beda.
Mama pergi ke
rumah tante dan Papa pergi entah kemana. Kata mama sih papa pergi rapat. Tapi
koq rapatnya seharian penuh sih ? Daritadi siang aku pulang sekolah sampai
maghrib ini papa belum pulang juga. Arrgghhh .. !! Aku benci di tinggal
sendiri. Walaupun sebenarnya aku menyukai kesendirian, tapi aku benci kalo
ditinggal lama-lama.
Dampak negatif
pada anak yang sering ditinggal orangtuanya adalah rasa tidak diperhatikan dan
tidak dipedulikan lagi yang dapat mengakibatkan si anak berbuat diluar batas
demi mendapatkan kembali perhatian orangtua.
Usiaku baru
menginjak 15 tahun satu minggu lalu. Bagiku usia itu adalah usia awal memasuki
masa remaja. Masa dimana seharusnya orangtuaku ada untuk mendampingku melalui
masa-masa remajaku. Walaupun sebenarnya aku yakin tanpa bimbingan mereka aku
tetap dapat melalui masa remaja ini dengan baik, soalnya mereka sudah sangat
membimbing dan mendampingiku di tahun-tahun sebelumnya.
Hal lain yang
membuatku yakin adalah aku telah melewati masa yang aku yakin merupakan masa
yang palin gelap dan paling kelam dalam hidupku. Masa dimana aku dijauhi,
dicibir, dan dicemooh hampir semua orang akibat masalah yang ku perbuat. Masa
di mana nama baik keluarga ku pertaruhkan. Masa yang telah membentuk diriku
yang sekarang yang lebih berhati-hati lagi dalam bertindak. Aku tidak ingin hal
itu terulang lagi.
Dengan kondisi
seperti sekarang, aku seharusnya bebas bisa pergi kemana pun aku mau. Tapi
sayangnya, orangtuaku membatasi konesksiku dengan dunia luar. Semua hal yang
membuatku berkomunikasi dengan dunia luar di sita. Mulai dari hp, facebook, dan
twitter. Itulah mengapa aku tidak mempunyai akun social media. Untunglah mereka
tidak tau kalau aku punya blog, seandainya mereka tau, hal pertaman yang akan
mereka lakukan adalah menyuruhku untuk menutup blog ini dan kemudian menyita
laptopku.
seperti inilah kurang lebih kehidupanku |
Mungkin itulah
alasan aku merasa kesepian. Tidak punya kakak ato adek yang bisa di ajak
ngobrol, tidak punya facebook atau twitter yang bisa digunakan ngobrol dengan
teman, dan juga tidak punya hp yang bisa di gunakan untuk sekedar smsan atau
telfonan dengan temanku untuk mengusir kebosanan dan kesepian.
Mantanku pernah
bilang, “sendirian ? kasian .. pasti kesepian kan ?”, aku tidak mau mengakui
hal itu ke dia karena itu sama saja artinya dengan menunjukkan ke dia bahwa aku
akan merasa kesepian tanpa kehadiran seorang pacar. Makanya aku jawab
pertanyaan itu dengan alasan yang dibuat-buat agar dia tau kalau aku tidak
butuh pacar hanya untuk mengusir rasa kesepian.
Tapi malam ini
kalimat itu benar. Bukan. Bukan masalah punya pacar atau gak punya pacar, aku
sekarang betul-betul kesepian karena tidak punya teman ngobrol, teman main,
teman bercanda, teman curhat, dan teman-teman yang lain.
Untung aku masih
punya blog ini, yang setia menemaniku kapan pun aku membutuhkannya.