Mungkin hari ini akan
menjadi salah satu hari yang bersejarah bagiku. Kenapa ? Karena hari ini untuk
pertama kalinya aku melakukan tes golongan darah.
Sebenarnya aku tidak
perlu melakukan tes itu. Golongan darahku sudah jelas B. Mustahil golongan
darahku bukan B, karena kedua orang tua ku golongan darahnya adalah B. Jika golongan
darahku bukan B, dapat darimana golongan darah yang lain ?
Tapi karena ini
dihitung sebagai tugas praktek, semua siswa harus melakukan tes golongan darah,
karena jika tidak maka tidak akan mendapatkan nilai praktek.
Maka hari ini diawali
dengan ketegangan yang memenuhi ruangan kelas. 80% dari teman-temanku merasa
tegang dan takut karena harus berhadapan dengan jarum. Dan aku salah satunya. Entah
apa alasannya, tapi aku mempunyai ketakutan jika harus berhadapan dengan jarum.
Tapi tidak sembarang
jarum. Hanya jarum-jarum tertentu saja. Misalnya seperti jarum-jarum yang harus
ditusukkan ke tubuh, dan jarum yang digunakan hari ini termasuk salah satunya.
Tes golongan darah pun
dimulai. Henry sebagai ketua kelas maju duluan untuk melakukan tes tersebut. Aku
sudah uring-uringan di tempat dudukku berharap aku tidak harus melakukan tes
tersebut. Rasa sakit ditusuk jarum sudah merasuki pikiranku. Bayangan rasa
sakit itu terus mengangguku.
Tanpa ada ekspresi
sakit sedikit pun, Henry menusukkan jarum tersebut ke tangannya. Kurang dari
dua menit, Henry pun kembali ke tempat duduknya dengan wajah tersenyum. “Relawan”
selanjutnya adalah Kiky. Aduh, Kiky yang badannya lebih kecil dari saya saja
berani masa saya takut. Masa saya kalah sama Kiky. Itulah yang ada dalam
pikiran saya saat melihat Kiky maju ke depan.
Hampir sama dengan
Henry, tapi bedanya Kiky agak meringis kesakitan sedikit. Tapi itu hanya
sedikit. Teman satu bangku ku, Inna, membisiku, sesudah Kiky aku yang naik.
Badan Inna hampir sama besar dengan Kiky. Masa aku kalah dengan yang
kecil-kecil ?
Aku pun mengumpulkan
keberanianku, walaupun sebenarnya tidak ada sedikitpun yang terkumpul. Tapi dengan
mantap aku ucapkan ke Inna, aku maju sesudah kamu.
Dengan menarik napas
yang dalam dan menghilangkan sedikit ketegangan, aku pun maju. Sesakit apa sih
di tusuk jarum itu ? Palingan gak terlalu sakit. Buktinya tadi Henry, Kiky, dan
Inna tidak terlihat kesakitan. Ayolah. Aku pasti bisa. Jarum kecil segitu.
Dengan percaya diri aku
pun maju ke depan meja guru. Sesampai di meja guruku, nyaliku kembali ciut. Belum
juga ditusuk jarum, baru mau dikasih alcohol aja tanganku udah gemetaran dan
takut setengah mati.
Setelah berjuang dan
bertarung dengan diri sendiri, akhirnya aku berhasil mencelupkan tanganku ke
larutan alcohol 70%. Setelah itu tangan kiri ku di ambil untuk di tusuk dengan
jarum.
Oh Tuhan. Saat itu
ketakutan mulai muncul lagi. Bayangan akan rasa sakit kembali muncul. Membuatku
teriak-teriak histeris, padahal jarumnya belum di tusukkan. Aku tidak sanggup
melihat tanganku sendiri di tusuk.
Dan dalam waktu
sepersekian detik .... *puuussss* ...... dan tanganku pun ditusuk dengan jarum
yang sangat tajam dan kecil. Rasa sakitnya itu, beuh, tidak bisa dibayangkan.
Itu pertama dan aku
harap terakhir kalinya aku melakukan tes golongan darah. Sudah cukup satu kali.
Aku tidak mau lagi. Terlalu sakit untuk di ulang. Jika saja sakit hati langsung
terasa seperti itu, maka hingga detik ini aku tidak akan mau untuk memulai
membuka hati lagi dan memulai kisah cinta yang baru.
Bagaimana tidak. Rasa sakit
yang langsung seperti itu dapat menimbulkan trauma yang menciptakan memory yang
tidak menyenangkan. Sebenarnya sakit hati juga begitu. Tapi entah kenapa sakit
hati tidak menimbulkan trauma bagiku.
Back to topic.
Saatnya melihat
hasilnya. Aku tidak ingin tanganku tertusuk sia-sia tanpa ada hasil yang dapat
dilihat.
Dan hasilnya adalahhh
.........
Eng ing eng .........
Mengejutkan ...... !!!
Entah darimana, tapi
ajaibnya .......
AKU BERGOLONGAN DARAH
AB.
Loh ? Koq bisa ? Apa
ini artinya aku bukan anak orang tuaku ?
Ini tidak mungkin !
Tesnya pasti salah ! Ya, pasti ada kesalahan dalam tes ini !
Jika aku bukan anak
orangtuaku terus aku anak siapa ? Mungkinkan aku “Puteri Yang Tertukar”?
OH TIDAAAAAKKK .. !!
Oke cukup. Itu lebay. Tapi
itulah yang terjadi saat aku mengetahui golongan darahku. Penyakit alayku yang
sudah lama tidak kambuh, akibat tes golongan darah ini, penyakit alayku kembali
kambuh.
Tapi bagaimana mungkin
hal ini bisa terjadi ? Guruku bilang, ini bisa saja terjadi jika terjadi
persilangan.
Tapi persilangan dari
mana ? Bapakku B, Mamaku B, dan aku AB ? Persilangan dari mana ? B silang B ?
Bukankah hasilnya seharusnya tetap sama yaitu B ?
Ah, sudahlah ! Tak apa.
Bisa saja kan aku jadi kasus yang langka di dunia dan menjadi terkenal karena
fenomena ini. Hehehehe.