Karena keanehan yang
terjadi pada waktu tes pertama, maka guru biologiku menyuruhku untuk melakukan
tes golongan darah untuk yang kedua kalinya.
Oh Tuhan ! Aku tidak
sanggup. Itu terlalu sakit. Sudah cukup satu kali saja aku melakukan tes itu.
Tidak perlu diulang.
Tapi apa daya. Guruku
memaksaku untuk melakukan tes ulang karena ingin memastikan apakah aku
benar-benar bergolongan darah AB atau bukan. Sebuah keanehan yang membawa
derita buatku.
Tapi untungnya, bukan
hanya aku yang harus menjalani tes golongan darah untuk kedua kalinya. Semua
siswa yang hasil tes golongan darahnya waktu tes pertama adalah AB harus
mengikuti tes golongan darah yang kedua. Total semuanya ada 4 orang.
Alhamdulillah. Aku
tidak harus menderita sendiri. Masih ada saudara-saudaraku yang bisa menemaniku
berbagi sakit.
Dan akhirnya tes pun dimulai. Entah kenapa, tes yang kedua ini perasaanku lebih takut daripada yang pertama (baca di sini) . Seharusnya aku tenang saja karena aku sudah pernah melakukan ini sebelumnya. Tapi rasa sakit waktu pertama kali melakukan tes itu belum hilang dari pikiranku. Dan tampaknya itu membuatku kali ini lebih takut dari sebelumnya.
*pussssssssssssssssssss*
..... dan untuk kedua kalinya jariku kembali ditusuk. Tapi ada hal yang aneh
lagi. Rasa sakit kali ini tidak seperti waktu pertama. Rasanya tidak terlalu
sakit seperti waktu pertama.
Rugi deh buang-buang
tenaga buat teriak-teriak. Tapi tak apa. Kan itu bisa jadi pengalih rasa sakit.
Hasilnya ?
Eng ing eng.
Eeeeeennggg ... !!
Dan ternyataa ....
Tralalalalalalala .....
BUUUUMMMM ... !!
Aku bergolongan darah B
pemirsa !! Tidak sia-sia aku melakukan tes yang kedua ini. Karena hasilnya
berbeda. Seandainya hasilnya tetap sama, maka rugilah aku harus dua kali
ditusuk jarum padahalnya hasilnya tetap sama.
Untunglah. Aku anaknya
bapak dan mamaku.