Senin, 01 Februari 2016

Catatan Akhir Sekolah : Prolog


Tugas sekolah yang paling aneh yang pernah ku terima : membuat diary. Guruku menyuruh kami membuat diary sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional Bahasa Indonesia. Tugas itu harus ditulis tangan dan dikumpul sebelum ujian dilaksanakan.

Tugas itu tidak susah. Menyenangkan malah. Karena aku sudah terbiasa menulis. Masalahnya adalah beberapa waktu belakangan ini aku mulai malas menulis. Bukan malas menulis sih sebenarnya. Tapi malas merangkai kata untuk dijadikan sebuah tulisan yang bermutu dan enak untuk dibaca. Tapi itu tergantung tujuan menulisnya juga sih. Kalau diary biasa, bagaimana pun bentuk aturan tata bahasanya kan tidak ada yang mau baca, jadi gak masalah.

Tapi aku sudah terbiasa menulis di blog, dan mencurahkan apa yang ku rasakan harus dapat ku tuliskan dengan benar dan tidak terkesan membosankan atau biasa saja.

Menulis di diary, satu kalimat pun yang ingin ditulis tetap jadi sebuah tulisan. Nah di blog, aku tidak mungkin mempost tulisan yang isinya hanya beberapa kata. Kalau itu puisi sih bagus. Lah kalau itu adalah curhatan remaja galau bin alay ? Pembaca akan lari dan tidak akan mau datang lagi.

Memang sih tujuan awal bikin blog sebagai diary elektronik untuk mengatasi kemalasanku menulis menggunakan tangan. Tapi setelah lama berkecimpung di dunia blogger, tentu saja aku juga ingin mempunyai pembaca tetap. Pembaca yang menunggu setiap tulisanku. Aku juga ingin menghasilkan sebuah tulisan yang bermanfaat. Bukan hanya tulisan yang berisikan curhatan tidak jelas. Setidaknya aku bisa berbagi pengalaman lah sama mereka yang ada di luar sana.

Berhubung Ujian Nasional tinggal beberapa bulan lagi, selain belajar aku mungkin akan menyisihkan waktuku untuk menulis. Menulis catatan akhir sekolah. Sebuah catatan yang dapat dibaca ulang suatu hari nanti sebagai sebuah kenangan.


Dan tulisan ini adalah pembuka dari cerita-cerita selanjutnya.
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template