Mawang, 28 Mei 2018
Lebaran
tinggal menghitung hari. Lebaran merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh
setiap orang. Apalagi bagi mahasiswa yang merantau seperti diriku. Pulang ke
rumah saat lebaran, berkumpul kembali Bersama keluarga adalah hal yang paling
dinantikan.
Lebaran tahun
lalu aku tidak pulang karena satu dan lain hal. Jadi aku berharap sekali
lebaran tahun ini bisa pulang dan berkumpul Bersama mama dan bapak.
Entah aku
harus menyebut ini hukuman atau apa, seakan belum cukup menyiksaku dengan tahun
lalu tidak lebaran Bersama bapak dan mama, tahun ini pun Sang Pemilik Waktu
belum mengizinkanku untuk lebaran Bersama mama dan bapak.
Bukan. Bukan karena
tidak bisa pulang. Aku bisa pulang. Tahun ini aku pulang dan lebaran di
Selayar. Insya Allah. Tapi mama dan bapak yang tidak ada di Selayar. Mereka mau
ke Mataram, lebaran di kampungnya mama.
Aku bisa saja
ikut dengan mereka. Ikut ke Mataram. Ikut berlebaran di kampungnya mama. Lagipula
sudah satu tahun aku tidak ke Mataram. Terakhir ke Mataram itu tahun lalu. Sebulan
sebelum menikah.
Tapi ada hal
yang membuatku tidak bisa segampang itu pergi.
Ada yang ku
rindukan di Selayar. Sangat-sangat ku rindukan. Yang ku pikirkan hampir di
setiap tarikan nafasku. Yang ku doakan kebaikan, kesehatan, dan keselamatannya hampir
setiap waktu.
Ada buah hatiku
di Selayar. Ada bocah kecilku yang sudah berpisah dariku sejak umurnya baru
memasuki usia 6 bulan. Dan aku terakhir bertemu dengannya dua bulan yang lalu.
Aku sudah
berusaha bernegosiasi dengan bapak agar diizinkan ikut ke Mataram dan juga
membawa Aisyah. Tapi bapak tidak mau. Katanya kasihan kalau mau bawa bayi. Aku tidak
tau itu merupakan alasan yang sebenarnya atau ada alasan lain dibalik itu.
Jadilah aku
memutuskan untuk tidak jadi ikut ke Mataram dan lebih memilih lebaran di
Selayar Bersama bocah kecilku.
Tapi…
Sebagian hatiku
masih belum mau menerima kenyataan ini. Ingin rasanya aku marah. Ingin rasanya
aku protes. Kenapa? Kenapa setelah menikah, seorang anak gadis tidak bisa lagi
ikut kemana-mana dengan orangtuanya?
Benar kata
pepatah. “Perempuan setelah menikah, di keluarga
suaminya dia orang asing, di keluarganya sendiri dia tamu”.
Laki-laki
tidak akan pernah paham masalah ini. Karena dia tidak merasakan apa yang
dirasakan perempuan.
Aku hanya
ingin lebaran Bersama mama dan bapak. Di rumahku. Ataupun di Mataram. Atau dimana
saja. Aku tidak peduli. Yang penting sama mama dan bapak.
Karena sebaik
apapun keluarga laki-laki memperlakukanmu, rasanya tidak akan pernah senyaman
di rumah.