Selayar, 10 Februari 2018
Libur semester udah jalan 10 hari. Dan aku sudah 5 hari di kampung. Itu seharusnya sudah cukup lama. Dulu, waktu SMA libur dua minggu itu sudah lama sekali. Tapi sekarang, kuliah, libur satu bulan rasanya masih belum cukup. Masih kurang lama.
Fakultas lain liburnya satu
setengah bulan, jurusanku Cuma satu bulan, itu pun dipotong.
Belum juga hilang stress yang
kemarin akibat laporan dan lambat pulang, hari ini harus dapat kabar kalau
kuliah dimulai lebih cepat dari jadwal yang seharusnya.
Akademik kampus mengumumkan
kuliah Perdana dimulai pada tanggal 1 Maret. Tapi entah mengapa, jurusanku
malah memajukan jadwal kuliah Perdana menjadi 26 Februari. Memang sih hanya
dimajukan 3 hari, tapi dalam waktu 3 hari itu masih banyak hal yang bisa ku lakukan
di kampung.
Gak tau kenapa, tapi semester
kemarin rasanya lebih berat daripada dua semester sebelumnya. Awalnya semuanya
baik-baik saja. Berjalan lancar dan biasa-biasa saja. Bagaikan bom waktu,
menjelang akhir semester semuanya berubah menjadi berat, berantakan, dan
benar-benar membuatku tertekan.
Aku tidak tau apa yang membuat
akhir semester kemarin terasa lebih horror dari biasanya. Mungkin karena
laporan yang semuanya bertumpuk di akhir dan dipaksa untuk segera
menyelesaikannya, mungkin karena keinginan untuk pulang karena belum pernah
pulang selama semester kemarin, mungkin karena jadwal kuliah yang berantakan
yang memaksa untuk mengejar pertemuan. Entahlah. Aku tidak tau yang mana. Tapi
hal itu berhasil membuatku drop dan akhirnya sakit.
Nafsu makan berantakan. Tidak
seperti biasanya. Perut tidak bersahabat. Apapun yang masuk ditolak. Mual
sepanjang waktu. Pokoknya gak enak banget.
Sekarang, di kampung, di rumah,
aku berusaha mengembalikan nafsu makanku yang dulu. Tapi rupanya sakit akibat
stress kemarin masih ada pengaruhnya sampai sekarang. Aku menjadi gampang
lapar, dan laparnya itu langsung lapar banget, gak bisa sabar nunggu. Kalau
kelamaan tahan lapar, aku pasti mual. Dan juga tidak bisa makan banyak, tidak
bisa kenyang sekali, karena kalau kenyang sekali aku juga pasti mual. Efek
stress kemarin masih ada tersisa sedikit.
Belum hilang betul efek stress,
sekarang harus dapat kabar kalau jadwal kuliah dimajukan dari yang seharusnya.
Ya Allah, aku tau Engkau tidak
akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Mu. Jika menurut-Mu aku bisa
melewati semua ini, pastilah Kau mengira aku sangat hebat.
Hanya dengan memikirkan betapa
susahnya aku melewati akhir semester kemarin sudah cukup untuk membuatku
kembali merasa stress dan mual.
Hanya dengan memikirkannya saja
membuatku tidak sanggup untuk kembali ke samata semester ini. Tapi, bagaimana
pun aku harus tetap kembali bukan? Ini sudah menjadi pilihanku, jadi aku harus
tetap menjalaninya apapun yang terjadi.
Ya Allah, berilah aku kekuatan
untuk melewati semua ini.