Samata, 7 Desember 2017
Assalamu’alaikum, Kak
Kakakku, Kakak Kesayanganku, Kakak Alimku.
Semoga kakak sehat selalu dan tetap dalam lindungan Allah.
Besok kakak udah balik ke Malang, kan? Hati-hati ya, kak. Aku pikir
kakak masih akan lebih lama lagi di sini, ternyata besok kakak sudah pulang,
padahal kita masih dalam proses adaptasi untuk saling mengerti.
Awalnya aku punya niat ingin memberi kakak benda atau sesuatu sebelum
kakak pulang, supaya kakak bisa ingat terus sama aku. Tapi sampai sekarang,
sampai malam terakhir kakak di sini aku masih tidak tau ingin memberikan apa ke
kakak. Dan aku juga sibuk. Baru kali ini aku merasakan kesibukan yang membuatku
harus mengorbankan hal lain. Maaf ya kak gak bisa lama main hari ini.
Maaf kalau aku sering gangguin kakak main game, sering kepo sama
privasi kakak, sering ribut, sering bikin kecewa, dan hal-hal tidak mengenakkan
lain. Baru satu bulan ketemu tapi tampaknya aku sudah buat banyak masalah
kakak. Maaf kak, aku hanya ingin berusaha dekat dengan kakak. Maaf jika caraku
salah. Semoga kakak tidak merasa menyesal punya adik seperti diriku. Hehe.
Perihal perasaan, aku memang tidak pernah pandai mengucapkannya secara
lisan. Itulah mengapa
aku tidak pernah bisa berbicara langsung di depan kakak
mengenai apa yang ku rasakan. Aku lebih bisa mengungkapkannya dalam bentuk
tulisan. Maka jadilah tulisan ini.
Terima kasih untuk pengalaman kakak-adiknya selama satu bulan ini kak.
Dari dulu aku selalu bermimpi punya kakak cowok, yang bisa jadi orang kedua
yang bisa diandalkan setelah bapak, orang yang akan menjagaku setelah bapak,
yang bisa diajak curhat tentang pacar tanpa harus menghakimi dengan tidak boleh
pacaran, orang yang bersedia menghajar siapa saja yang menggangguku. Intinya
orang yang bisa ku ajak bermain, bercanda, curhat, dan hal-hal semacam itu.
Aku sering main sama bapak, tapi bapak terlalu tua untuk diajak
bermain. Aku juga tidak mungkin curhat tentang pacar ke bapak Karena bapak
tidak akan suka jika anak gadisnya diganggu oleh cowok tidak jelas.
Dan dengan datangnya kakak ke Makassar, kakak mewujudkan mimpi itu.
Sekali lagi terima kasih kak.
Nanti sering-sering kabarin ya kak. Aku tau aku tidak terlalu penting
dalam hidup kakak, aku bukanlah orang yang harus kakak kabarin tiap saat, tapi
tetap saja kak, bolehkah aku tetap dekat dengan kakak walaupun raga kita
terpisah?
Baik-baik di sana ya kak. Sehat selalu. Rawat dan jaga bude baik baik.
Rajin berdo’a demi kesembuhan bude. Do’a anak shaleh itu cepat terkabul kak.
Kakak tentu saja lebih paham masalah itu dibanding aku.
Titip salam sama kak widya – setelah menonton video ucapan ulangtahun
itu aku merasa harus panggil kakak ke widya Karena jelas sekali umurnya jauh di
atasku – kalau ketemu.
Jujur, aku iri sama dia kak. Dia bisa memenangkan hati kakak. Suatu hal
yang belum tentu bisa ku lakukan.
Haha.. ngomong apa sih?