Senin, 12 Februari 2018

Pinggir Pantai Milik Siapa?


Selayar, 13 Februari 2018

Hari Ahad kemarin, aku dan keluarga berencana mau liburan ke pantai. Anak rantau pulang ke kampung dari kota dan belum pernah ketemu pantai selama enam bulan. Jadilah Ahad kemarin kami pergi mencari pantai mana yang kira-kira cocok untuk didatangi kali ini.

Dulu, waktu masih anak-anak, hampir setiap pekan kami pergi liburan ke pantai. Entah itu untuk rekreasi atau hanya sekedar berenang. Bahkan saat kelas tiga Aliyah, sesudah Ujian Nasional, sambil menunggu pengumuman, kami pun pergi ke pantai hanya untuk sekedar makan-makan dan berenang.

Salah satu hal yang hebat dari tinggal di pulau adalah kamu bisa main di pantai kapan saja tanpa harus bayar biaya masuk, kecuali memang untuk beberapa tempat wisata yang ada pengelolanya. Toh uang yang kita pakai untuk bayar juga digunakan untuk kemajuan tempat wisata tersebut.

Tapi itu dulu.

Sekarang, bahkan rasanya belum genap satu tahun aku menjadi mahasiswa, saat pulang liburan semester kemarin aku sebenarnya sudah melihat papan tanda ini, tapi itu belum terlalu menggangguku, mungkin karena aku masih belum terlalu memikirkannya.

Tapi kemarin, saat aku dan keluargaku berniat untuk liburan di pantai, aku kembali melihat papan tanda tersebut. Papan tanda kepemilikan. Papan tanda kepemilikan tanah. Awalnya papan tanda ini tidak ada. Entah sejak kapan papan tanda ini muncul. Tidak hanya sekedar papan tanda kepemilikan, pantai tersebut juga dipasangkan pagar kawat besi agar tidak ada lagi yang bisa bebas keluar masuk ke pantai tersebut.

Bukan hanya pada satu lokasi itu saja, sepanjang garis pantai juga ada papan tanda kepemilikan yang lain dan juga pagar kawat besi yang lain.

Kita tidak lagi bebas bermain di pantai seperti saat dulu aku masih anak-anak.

Sekarang setiap orang mengklaim pinggir pantai sebagai milik mereka masing-masing.

Entah apa yang menyebabkan hal ini.

Awalnya hanya satu orang yang melakukan hal tersebut. Dia mengklaim pinggir pantai sebagai miliknya, membangun resort, dan memberlakukan biaya masuk untuk setiap wisatawan yang ingin bermain di pantai tersebut.

Tidak lama, ada orang lain yang juga membuat resort di tempat yang sama. Maka jadilah dua resort berdekatan pada satu garis pantai.

Mungkin karena hal itu maka orang lain pun ingin mengklaim pinggir pantai milik mereka juga.

Hal ini kemudian membuatku bertanya-tanya. Pinggir pantai sebenarnya milik siapa? Bukankah itu seharusnya tanah milik pemerintah? Jika itu milik pemerintah, lalu kenapa bisa ada orang yang mengklaim tanah tersebut sebagai miliknya?

 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template