Selasa, 10 Maret 2015

Hijab : For Allah Or For Human

Hari kedua libur. Tidak ada yang special. Semuanya sama dan itu membosankan.

Aku baru bangun ketika jam menunjukkan pukul 7 pagi. Untuk apa bangun cepat di hari libur ? Bangun jam 7 itu sudah masuk hitungan bangun cepat jika untuk hari libur. Itu pun terpaksa karena Bapakku menyuruhku untuk membuang sampah yang memang sudah sangat menumpuk dan menunggu untuk di buang.

Dengan kesadaran yang masih dalam proses pengumpulan, aku pun segera bangun dan mengambil jilbab lalu segera membuang sampah sialan yang menganggu tidur hari liburku.
Sehabis membuang sampah, sambil malas-malasan aku duduk di kursi panjang yang ada di ruang tamu. Berniat melanjutkan tidurku tapi akhirnya niat itu tertunda karena tatapan mata Bapakku membuatku tidak berani untuk melanjutkan niat itu. Akhirnya aku pun hanya duduk sambil memikirkan mimpiku semalam.

Jam menunjukkan pukul 08.30 dan Bapakku harus mengantar Mamaku ke sekolah. Tinggallah aku sendiri di rumah.

Ku ambil Oppo milik Bapakku berhubung aku tidak punya hp. Ku klik icon BBM lalu membaca NewsFeednya.

Hanya pemberitahuan dari teman-temannya Bapakku. Tidak ada yang special. Membosankan.

Scrolldown, scrolldown, and scrolldown again.

Dan aku menemukan sesuatu yang menarik. Sebenarnya itu biasa saja. Tapi jika dipahami maka hal itu memiliki makna yang dalam.

Photography is a better of silent spoken of world” (Fotografi adalah kalimat isyarat terbaik)

Kalimat itu benar adanya. Itu hanyalah sebuah gambar. Tapi gambar itu memiliki makna yang dalam. Kata-kata yang ada dalam gambar itu pun sederhana.

“Hijab For Human or For Allah. What’s Your Choice ?”

Dalam gambar itu terdapat dua foto wanita. Yang satu menggunakan model hijab seperti yang sedang tren sekarang ini, baju ketat, dan celana jeans. Hijab For Human.

Sedangkan yang satu lagi menggunakan hijab longgar dengan baju kurung yang juga longgar. Simple dan syar’I.  Hijab For Allah.

Sebenarnya aku ingin mengacuhkan gambar itu. Sudah banyak gambar-gambar sejenis itu yang selalu ku acuhkan tiap kali aku melihatnya.

Tapi gambar yang satu ini membuatku berfikir.

Selama ini aku cukup berbangga karena bisa menggunakan hijab di saat masih banyak wanita muslim di luar sana yang belum menggunakan hijab. Walaupun sebenarnya kadang aku merasa ingin melepasnya. Tapi tuntutan untuk selalu menggunakan hijab lebih berat di banding tekanan batin untuk melepasnya. Jadi Alhamdulillah hingga saat ini aku masih setia menggunakan hijab.

Namun setelah membandingkan kedua foto wanita tersebut, aku baru sadar. Ternyata caraku berhijab selama ini hanya untuk manusia. Hijab For Human. Bukan untuk Allah. Bukan untuk menunaikan kewajiban. Tapi hanya untuk mengikuti perintah orangtua dan agar tampak modis, cantik, dan bergaya. Bangga dapat tampil cantik dengan hijab.

Lalu kemudian gambar itu meruntuhkan semua kebanggaanku. Jadi selama ini caraku berhijab hanya untuk manusia dong ? Berarti sia-sia selama ini aku berhijab kalau hanya untuk manusia. Tapi kan caraku berhijab itu sudah menutup aurat.

Berarti kalau mau hijabnya sempurna, kalau mau hijab untuk Allah, harus pakai baju kurung gitu ? Harus pakai jilbab besar yang sampai lutut ? Yang gak ada modelnya itu ?

Ya Allah. Itu bukan gayaku. Dan aku sama sekali tidak cocok bergaya begitu. Membayangkannya saja susah. Menggunakan rok dalam kegiatan sehari-hari saja sudah membuatku merasa sangat “alim”. Apalagi kalau harus menggunakan baju kurung dan jilbab besar. Ya ampun, berasa jadi orang suci banget.

Temanku yang bergaya seperti itu, menurut pandanganku, hidupnya tampak kurang ceria. Dia lebih tertutup dan kurang bergaul. Dan aku tidak ingin seperti itu. Bergaya seperti itu membuatku berfikir bahwa aku tidak akan bisa menikmati hidupku lagi.

Pikiran remaja labil. Hanya ingin bersenang-senang dan menikmati dunia tanpa memikirkan akhirat.

Aku bertanya ke Kiky, “Kalau kamu pilih yang mana, Ky ?”

“Pilihnya sih yang untuk Allah. Tapi pakenya yang untuk Human.”

Aku pun tertawa. Haha. Iya sih maunya gitu. Mau pilih Hijab For Allah, tapi sayang masih pakai Hijab For Human.

Biarkanlah semuanya berjalan. Semoga suatu saat nanti kami semua mendapat hidayah dan bisa menggunakan Hijab For Allah.
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template