Hari kedua libur. Tidak ada yang special.
Semuanya sama dan itu membosankan.
Aku baru bangun ketika jam
menunjukkan pukul 7 pagi. Untuk apa bangun cepat di hari libur ? Bangun jam 7
itu sudah masuk hitungan bangun cepat jika untuk hari libur. Itu pun terpaksa
karena Bapakku menyuruhku untuk membuang sampah yang memang sudah sangat
menumpuk dan menunggu untuk di buang.
Dengan kesadaran yang masih dalam
proses pengumpulan, aku pun segera bangun dan mengambil jilbab lalu segera
membuang sampah sialan yang menganggu tidur hari liburku.
Sehabis membuang sampah, sambil malas-malasan
aku duduk di kursi panjang yang ada di ruang tamu. Berniat melanjutkan tidurku
tapi akhirnya niat itu tertunda karena tatapan mata Bapakku membuatku tidak
berani untuk melanjutkan niat itu. Akhirnya aku pun hanya duduk sambil
memikirkan mimpiku semalam.
Jam menunjukkan pukul 08.30 dan Bapakku harus
mengantar Mamaku ke sekolah. Tinggallah aku sendiri di rumah.
Ku ambil Oppo milik Bapakku berhubung aku tidak
punya hp. Ku klik icon BBM lalu membaca NewsFeednya.
Hanya pemberitahuan dari teman-temannya
Bapakku. Tidak ada yang special. Membosankan.
Scrolldown, scrolldown, and scrolldown again.
Dan aku menemukan sesuatu yang menarik. Sebenarnya
itu biasa saja. Tapi jika dipahami maka hal itu memiliki makna yang dalam.
“Photography is a better of silent spoken of
world”
(Fotografi adalah kalimat isyarat terbaik)
Kalimat itu benar adanya. Itu hanyalah sebuah
gambar. Tapi gambar itu memiliki makna yang dalam. Kata-kata yang ada dalam
gambar itu pun sederhana.
“Hijab For Human or For Allah. What’s Your
Choice ?”
Dalam gambar itu terdapat dua foto wanita. Yang
satu menggunakan model hijab seperti yang sedang tren sekarang ini, baju ketat,
dan celana jeans. Hijab For Human.
Sedangkan yang satu lagi menggunakan hijab
longgar dengan baju kurung yang juga longgar. Simple dan syar’I. Hijab For Allah.
Sebenarnya aku ingin mengacuhkan gambar itu. Sudah
banyak gambar-gambar sejenis itu yang selalu ku acuhkan tiap kali aku
melihatnya.
Tapi gambar yang satu ini membuatku berfikir.
Selama ini aku cukup berbangga karena bisa
menggunakan hijab di saat masih banyak wanita muslim di luar sana yang belum
menggunakan hijab. Walaupun sebenarnya kadang aku merasa ingin melepasnya. Tapi
tuntutan untuk selalu menggunakan hijab lebih berat di banding tekanan batin
untuk melepasnya. Jadi Alhamdulillah hingga saat ini aku masih setia
menggunakan hijab.
Namun setelah membandingkan kedua foto wanita
tersebut, aku baru sadar. Ternyata caraku berhijab selama ini hanya untuk
manusia. Hijab For Human. Bukan untuk Allah. Bukan untuk menunaikan kewajiban. Tapi
hanya untuk mengikuti perintah orangtua dan agar tampak modis, cantik, dan
bergaya. Bangga dapat tampil cantik dengan hijab.
Lalu kemudian gambar itu meruntuhkan semua
kebanggaanku. Jadi selama ini caraku berhijab hanya untuk manusia dong ?
Berarti sia-sia selama ini aku berhijab kalau hanya untuk manusia. Tapi kan caraku
berhijab itu sudah menutup aurat.
Berarti kalau mau hijabnya sempurna, kalau mau
hijab untuk Allah, harus pakai baju kurung gitu ? Harus pakai jilbab besar yang
sampai lutut ? Yang gak ada modelnya itu ?
Ya Allah. Itu bukan gayaku. Dan aku sama sekali
tidak cocok bergaya begitu. Membayangkannya saja susah. Menggunakan rok dalam
kegiatan sehari-hari saja sudah membuatku merasa sangat “alim”. Apalagi kalau
harus menggunakan baju kurung dan jilbab besar. Ya ampun, berasa jadi orang
suci banget.
Temanku yang bergaya seperti itu, menurut
pandanganku, hidupnya tampak kurang ceria. Dia lebih tertutup dan kurang
bergaul. Dan aku tidak ingin seperti itu. Bergaya seperti itu membuatku
berfikir bahwa aku tidak akan bisa menikmati hidupku lagi.
Pikiran remaja labil. Hanya ingin
bersenang-senang dan menikmati dunia tanpa memikirkan akhirat.
Aku bertanya ke Kiky, “Kalau kamu pilih yang
mana, Ky ?”
“Pilihnya sih yang untuk Allah. Tapi pakenya
yang untuk Human.”
Aku pun tertawa. Haha. Iya sih maunya gitu. Mau
pilih Hijab For Allah, tapi sayang masih pakai Hijab For Human.
Biarkanlah semuanya berjalan. Semoga suatu saat
nanti kami semua mendapat hidayah dan bisa menggunakan Hijab For Allah.