Kamis, 12 Februari 2015

Coretan Galau

Udah lama gak bikin tulisan. Terutama tulisan galau. Berhubung sekarang aku gak tau mau ngapain, tugas juga udah selesai, jadi daripada nganggur bĂȘte dan gak tau mau ngapain, aku pun kembali melakukan hobi lamaku yang sudah lama tidak pernak ku lakukan.

Kegalauan ini sudah kurasakan sejak beberapa hari lalu. Entah kenapa kadar kegalauan kali ini nampaknya lebih tinggi daripada yang sebelum-sebelumnya. Sudah satu bulan aku tidak pernah telponan dengan dia. Sudah satu bulan aku tidak pernah mendengar suaranya, tidak tau bagaimana kabarnya, tidak tau apa yang dia lakukan satu bulan terakhir ini.

Apakah dia sehat-sehat saja ? Apakah maagnya tidak pernah kambuh ? Bagaimana dengan sakit giginya ? Atau kepalanya ? Atau mungkin dia demam ? Atau dia terluka karena bermain bola tanpa memakai sepatu, atau tersandung di batu karena kecerobohannya ? Siapa lagi yang dia bully di sekolah ? Siapa guru yang memarahinya di sekolah ? Siapa guru yang membuatnya jengkel ? Siapa teman yang membuatnya jengkel di sekolah ? Dengan siapa lagi dia membuat masalah ? Berapa kali lagi dia mencoba kabur dan berujung masalah dengan pembinanya ? Hal bodoh apa lagi yang dia lakukan ?

Ah, semua pertanyaan tentang dirinya membuatku semakin merindukannya. Dulu, setiap dia cerita tentang kesehariannya, aku hanya mendengarkan dengan malas-malasan bahkan aku tidak dapat mengingat dengan jelas apa yang baru saja dia ceritakan. Tapi ternyata, lama tidak mendengar ceritanya membuatku rindu dan ingin tau apa saja yang dia alami di sana. Anak itu tampaknya merasa nyaman berbagi cerita denganku, walaupun aku hanya merespon dia seperlunya, tapi dia selalu semangat menceritakan apa yang dia alami hari itu.

Oh Tuhan ! Aku rindu makhluk ciptaan-Mu yang satu itu. Yang cueknya minta ampun. Yang pemalunya gak ketulungan. Yang nakalnya gak ada pawangnya. Yang santai bagaikan tidak punya beban hidup. Dan yang rela ngelakuin apa aja supaya bisa tau kabarku. Mungkin jika dilihat sekilas, dia tampak tidak pernah berkorban untukku karena dia tidak pernah berani untuk datang langsung ke rumahku dan bertemu dengan bapakku. Tapi 4 hpnya yang tertangkap karenaku mungkin sudah termasuk pengorbanannya untukku.

Level tertinggi mencintai adalah ketika cowok membawa walinya ke rumah ceweknya untuk meminta cewek itu menjadi miliknya. Dia pernah bilang begitu. Dia pernah bilang kalau suatu saat nanti dia akan datang ke rumahku bersama dengan walinya untuk memintaku menjadi miliknya. 

Walaupun itu Cuma “pernah” dan tidak pasti kapan itu akan terjadi, aku akan tetap menunggu masa itu. Ataupun jika ini hanya cinta monyet, cinta masa remaja, setidaknya aku punya kenangan dengannya saat kami menjalani hubungan jarak jauh dengan semua suka dukanya.

Tapi cinta ini terlalu indah, Tuhan ! Aku tidak akan sanggup melewatinya jika hubungan ini harus berakhir. Mungkin aku akan sanggup, tapi luka di hati pasti akan susah sembuh. Membayangkan hubungan ini berakhir saja sudah membuatku merasa ingin meneteskan air mata. Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana hubungan ini akan berakhir.

Oh ayolah. Aku membuat tulisan ini untuk sedikit menenangkan hatiku. Mengeluarkan apa yang ada di dalam pikiranku dan seharusnya bisa membuatku sedikit lebih tenang. Tapi kenapa aku malah semakin kangen sama dia ?

Sebenarnya tadi pagi aku ketemu sama dia di tempat olimpiade. Gak ketemu sih sebenarnya. Cuma liat dia dari jauh. Itu pun curi-curi pandang. Karena aku gak mau keliatan kangen banget sama dia terus liatin dia terus. Entar dia kegeeran lagi. Tapi tadi dia liat aku gak ya ? Masa sih dia gak kangen sama aku ? Masa dia gak ngeliatin aku ?

Kenapa pergi olimpiade bergaya begitu ? Orang tuh ya, kalau pergi olimpiade gayanya bagus. Iya sih gaya dia bagus, lengkap dengan jas almamater sekolahnya berwarna biru muda. Tapi kenapa harus pake kopiah ? Orang kan jadi gak bisa liat kalau kamu itu-kata sari bulan- cakep !!

Melihat dia sekilas tadi pagi tetap tidak bisa menghilangkan walaupun sedikit rasa kangenku. Malah makin menjadi. Lagu yang di putar pun terdengar hambar. Bukan Cuma makanan yang hambar, lagu pun bisa terasa hambar jika lagu yang di putar tidak sesuai dengan suasana hati.

Ya Allah, titip rinduku padanya. Titip dia ya Allah. Jaga dia, jangan biarkan dia menyakiti dirinya sendiri. Jika dia punya seseorang yang dia sayang selain diriku, semoga orang itu lebih baik dariku dan lebih bisa membuatnya bahagia. Aku Sayang Ilcham, ya Allah.
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template