Udah lama
gak bikin tulisan. Terutama tulisan galau. Berhubung sekarang aku gak tau mau
ngapain, tugas juga udah selesai, jadi daripada nganggur bĂȘte dan gak tau mau
ngapain, aku pun kembali melakukan hobi lamaku yang sudah lama tidak pernak ku
lakukan.
Kegalauan
ini sudah kurasakan sejak beberapa hari lalu. Entah kenapa kadar kegalauan kali
ini nampaknya lebih tinggi daripada yang sebelum-sebelumnya. Sudah satu bulan
aku tidak pernah telponan dengan dia. Sudah satu bulan aku tidak pernah
mendengar suaranya, tidak tau bagaimana kabarnya, tidak tau apa yang dia
lakukan satu bulan terakhir ini.
Apakah dia
sehat-sehat saja ? Apakah maagnya tidak pernah kambuh ? Bagaimana dengan sakit
giginya ? Atau kepalanya ? Atau mungkin dia demam ? Atau dia terluka karena bermain
bola tanpa memakai sepatu, atau tersandung di batu karena kecerobohannya ?
Siapa lagi yang dia bully di sekolah ? Siapa guru yang memarahinya di sekolah ?
Siapa guru yang membuatnya jengkel ? Siapa teman yang membuatnya jengkel di
sekolah ? Dengan siapa lagi dia membuat masalah ? Berapa kali lagi dia mencoba
kabur dan berujung masalah dengan pembinanya ? Hal bodoh apa lagi yang dia
lakukan ?
Ah, semua
pertanyaan tentang dirinya membuatku semakin merindukannya. Dulu, setiap dia
cerita tentang kesehariannya, aku hanya mendengarkan dengan malas-malasan
bahkan aku tidak dapat mengingat dengan jelas apa yang baru saja dia ceritakan.
Tapi ternyata, lama tidak mendengar ceritanya membuatku rindu dan ingin tau apa
saja yang dia alami di sana. Anak itu tampaknya merasa nyaman berbagi cerita
denganku, walaupun aku hanya merespon dia seperlunya, tapi dia selalu semangat
menceritakan apa yang dia alami hari itu.
Oh Tuhan !
Aku rindu makhluk ciptaan-Mu yang satu itu. Yang cueknya minta ampun. Yang
pemalunya gak ketulungan. Yang nakalnya gak ada pawangnya. Yang santai bagaikan
tidak punya beban hidup. Dan yang rela ngelakuin apa aja supaya bisa tau
kabarku. Mungkin jika dilihat sekilas, dia tampak tidak pernah berkorban
untukku karena dia tidak pernah berani untuk datang langsung ke rumahku dan
bertemu dengan bapakku. Tapi 4 hpnya yang tertangkap karenaku mungkin sudah
termasuk pengorbanannya untukku.
Level
tertinggi mencintai adalah ketika cowok membawa walinya ke rumah ceweknya untuk
meminta cewek itu menjadi miliknya. Dia pernah bilang begitu. Dia pernah bilang
kalau suatu saat nanti dia akan datang ke rumahku bersama dengan walinya untuk
memintaku menjadi miliknya.
Walaupun itu Cuma “pernah” dan tidak pasti kapan
itu akan terjadi, aku akan tetap menunggu masa itu. Ataupun jika ini hanya
cinta monyet, cinta masa remaja, setidaknya aku punya kenangan dengannya saat
kami menjalani hubungan jarak jauh dengan semua suka dukanya.
Tapi cinta
ini terlalu indah, Tuhan ! Aku tidak akan sanggup melewatinya jika hubungan ini
harus berakhir. Mungkin aku akan sanggup, tapi luka di hati pasti akan susah
sembuh. Membayangkan hubungan ini berakhir saja sudah membuatku merasa ingin
meneteskan air mata. Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana hubungan ini akan
berakhir.
Oh ayolah.
Aku membuat tulisan ini untuk sedikit menenangkan hatiku. Mengeluarkan apa yang
ada di dalam pikiranku dan seharusnya bisa membuatku sedikit lebih tenang. Tapi
kenapa aku malah semakin kangen sama dia ?
Sebenarnya
tadi pagi aku ketemu sama dia di tempat olimpiade. Gak ketemu sih sebenarnya.
Cuma liat dia dari jauh. Itu pun curi-curi pandang. Karena aku gak mau keliatan
kangen banget sama dia terus liatin dia terus. Entar dia kegeeran lagi. Tapi tadi
dia liat aku gak ya ? Masa sih dia gak kangen sama aku ? Masa dia gak ngeliatin
aku ?
Kenapa
pergi olimpiade bergaya begitu ? Orang tuh ya, kalau pergi olimpiade gayanya
bagus. Iya sih gaya dia bagus, lengkap dengan jas almamater sekolahnya berwarna
biru muda. Tapi kenapa harus pake kopiah ? Orang kan jadi gak bisa liat kalau
kamu itu-kata sari bulan- cakep !!
Melihat dia
sekilas tadi pagi tetap tidak bisa menghilangkan walaupun sedikit rasa
kangenku. Malah makin menjadi. Lagu yang di putar pun terdengar hambar. Bukan
Cuma makanan yang hambar, lagu pun bisa terasa hambar jika lagu yang di putar
tidak sesuai dengan suasana hati.
Ya Allah,
titip rinduku padanya. Titip dia ya Allah. Jaga dia, jangan biarkan dia
menyakiti dirinya sendiri. Jika dia punya seseorang yang dia sayang selain
diriku, semoga orang itu lebih baik dariku dan lebih bisa membuatnya bahagia.
Aku Sayang Ilcham, ya Allah.