Kamis, 26 Februari 2015

Story Of English Spending Night (Closing Season 2)

Well, berhubung udah bikin opening season satu dan dua, dan juga udah bikin closing season satu, maka ceritanya nanggung banget kalau gak diselesaikan. Kan kasian pembacanya kalau cerita yang di baca ternyata tidak memiliki akhir yang jelas. Ya walaupun sebenarnya siapa juga sih yang mau baca pengalaman anak SMA alay yang masih belajar menghadapi kerasnya dunia luar dan masih mencari jati diri.

Pasti bentuk tulisannya gak jauh-jauh dari kepribadian yang si penulis. Misalnya aku, tulisannya rada-rada aneh, lebay, dan lari kesana kemari alias tidak focus.

Oke, kita lanjutkan ceritanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 03.00 dini hari dan kami berdua masih asyik mendengarkan Mr. Charming bercerita. Sebenarnya aku sudah was-was, duh jam segini koq aku belum tidur ya, aku harus tidur walaupun Cuma sebentar, tapi gimana cara ngomongnya ke Mr. Charming ya kalau aku sudah ngantuk. Aku gengsi ngomong ke Mr. Charming kalau aku sudah ngantuk, kalau ngantuk kenapa gak tidur dari tadi coba ? Nah kan, kalau gitu ceritanya aku berada di sisi yang salah. 

Akhirnya rasa gengsi ku malam itu mengalahkan rasa ngantukku yang sudah sangat luar biasa beratnya.

Jarum jam terus berputar tapi aku masih belum tidur. Sukma pun belum menunjukkan tanda-tanda mengantuk dan Mr. Charming masih bersemangat menceritakan pengalaman masa kuliahnya sambil memperlihatkan ke kami foto-foto alay miliknya ketika dia masih belum mengenal peradaban yang sesungguhnya.

Aku menyilangkan tanganku di atas meja lalu kemudian menyandarkan kepalaku di atasnya. Ah, aku benar-benar sudah tidak tahan lagi.

“Kamu mau tidur di situ ?”

Duh, mau jawab nih ?

“Ah ? Gak koq, Kak. Cuma baring-baring aja. Hehehe.”

Jawabku sekenanya sambil nyengir. Udah ngantuk masih sempat-sempatnya nyengir. Lebih baik begitu daripada harga diriku jatuh dan mendapat ceramah gratis dari Mr. Charming yang pastinya akan mengandung kalimat, “Siapa suruh gak naik daritadi ? Aku kan sudah suruh kalian naik ? Masa kalian mau tidur di situ ?”. Untunglah kalimat itu tidak keluar dari mulut pemilik charisma luar biasa itu.

Aku sudah berada di perbatasan antara sadar dan tidak sadar saat jam menunjukkan pukul 04.00 dini hari. Samar-samar ku dengar suara petikan gitar akustik Uniting Love-nya IBSEC, setelah itu terdengar suara seseorang berjalan menuju pintu dan menutup pintu.

Kemudian semuanya hening. Aku pun tertidur di meja guru.

Benar-benar Hari yang panjang, melelahkan, tapi menyenangkan.
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template