Berbagai cara dan berbagai hal
telah ku lakukan untuk mengalihkan pikiran ini darimu. Untuk sekedar melupakan
perasaan rindu yang sangat menyesakkan hati ini.
Mulai dari melakukan berbagai
kegiatan, mencari kesibukan, melakukan hal yang wajar seperti mengikuti ekskul
sampai kepada hal yang tidak wajar seperti mengalihkan perasaanku ke orang lain
hanya untuk menyenangkan sejenak hati ini.
Aku bersikap seakan-akan aku
menyukai orang lain. Awalnya itu hanya pengalihan saja. Agar aku tidak terlalu
stress memikirkan dirimu yang jauh disana.
Tapi lama kelamaan aku malah
terjebak perasaanku sendiri dan aku tampaknya suka dengan orang lain.
Aku takut. Aku takut jika
keadaannya begini terus aku takut tidak bisa menjaga hatiku untukku.
Tapi, tampaknya itu tidak akan
terjadi.
Karena, walaupun aku menyukai
orang lain, menemukan orang lain yang dapat ku kagumi, ku pandangi, dan dapat
mengalihkan perasaan rinduku, tapi itu semua tidak bertahan lama. Itu hanya
terjadi saat aku bersama dengan orang itu. Selebihnya, saat aku sendirian, aku
tetap memikirkan kamu.
Memikirkan dirimu yang jauh di
sana. Tanpa kabar sedikit pun. Memikirkanmu yang selalu meminta pendapatku
tentang suatu hal tapi pada akhirnya kamu hanya mengikuti keinginanmu saja.
Lalu untuk apa kamu bertanya pendapatku kalau tidak di dengarkan ? Hanya ingin
mendengar pendapatku saja ?
Ah ! Dasar bodoh! Dan lebih
bodohnya lagi, aku malah mencintai orang bodoh sepertimu yang jauh di sana.
Sedangkan di sini, di dekatku ada orang yang lebih darimu. Lebih pintar, lebih
baik, lebih perhatian, dan lebih yang lainnya. Aku menyukainya. Tapi aku tidak
tau bagaimana perasaannya terhadapku. Jadi perasaanku terhadapnya berhenti pada
level menyukai saja, tidak naik ke level berikutnya.
Beda denganmu Bodoh !! Aku
mencintaimu. Aku mencintai kebodohanmu. Aku mencintai kenakalanmu. Aku
mencintai apa adanya dirimu. Karena apa adanya dirimu lah yang membuatku ingin
mencoba menjalin hubungan denganmu padahal awalnya aku sama sekali tidak
mengenalmu.
Waktu terasa berjalan lambat,
Kasih.
Tangis tak dapat lagi menenangkan
hati ini. Andaikan tangis dapat mengurangi atau mengobati rinduku padamu, maka
saat ini aku akan menangis sekencang-kencangnya. Sayangnya itu tidak terjadi.
Itu hanya menambah sesak di dada ini.