Kenapa judulnya random ??
Karena isi tulisan ini juga random, campur aduk dari semua peristiwa menjadi
satu kisah kayak gado-gado yang gak bisa di gambarkan hanya dengan satu judul
saja.
Karena ada banyak kisah yang kemudian menjadi satu kesatuan.
Entah harus mulai darimana.
Ada banyak hal ku pikirkan saat ini.
Oke, kita mulai dari dari
yang paling awal. Ini menjadi hal yang paling mengganggu akhir tahunku kali
ini.
Begini …
Tahun lalu, akhir tahunku
tidak se-meresahkan akhir tahun sekarang. Walaupun tahun lalu aku aku harus
sakit hati dan melalui malam pergantian Tahun seorang diri karena pacarku yang
saat ini telah berubah status menjadi mantanku, tega memutuskanku beberapa hari
sebelum pergantian Tahun.
Maka jadilah Tahun lalu aku melewati malam pergantian
Tahun seorang diri. Tapi hal itu tidak meresahkanku sama sekali.
Entah kenapa aku bisa
melewati semuanya dengan santai. Padahal waktu di putuskan, aku sampai nangis
Bombay dan ngerasa down banget. Gimana nggak ? Waktu itu aku lagi sayang-sayangnya
sama dia dan merasa kalau hubungan kami akan berlangsung lama. Gak taunya malah
Cuma bertahan 3 bulan. Dunia seakan-akan hancur. Tapi anehnya itu hanya
sementara.
Ya walaupun sakit hatinya
masih kerasa beberapa bulan setelah itu. Sempat nangis lagi beberapa kali.
Marah. Kesal. Jengkel. Kecewa. Semua bercampur jadi satu. Tapi sekali lagi, itu
tidak meresahkanku sama sekali.
Nah, tahun ini, di Tahun
2014 ini, akhir Tahun ini sih statusnya masih sama dengan Tahun lalu. Tetap
nge-jomblo. Tapi jomblonya kali ini lain. Tahun lalu aku benar-benar jomblo.
Gak lagi menjalin hubungan dengan siapa pun. Tahun ini aku sedang menjalin
hubungan dengan seseorang. Aku pernah menuliskan namanya di beberapa
postinganku.
Tapi bukan pacaran ya.
Mungkin lebih sekedar Hubungan Tanpa Status. Aku ingin menyebutnya sahabat,
tapi dia tidak bersikap sebagai sahabat. Aku ingin menganggapnya kakak, tapi
pada kenyataannya kami setingkat. Jadi ini merupakan hubungan pertemanan biasa
yang dibumbui oleh cinta dan kasih sayang.
Terus masalahnya apa ? Punya
seseorang buat nemenin Tahun Baruan koq malah resah ?
Duh, masalahnya sebenarnya
little complicated. Sedikit rumit.
Keresahan itu bermulai sejak
dia mengirimkan surat yang berisi kata-kata yang manis dan mengandung narkoba
sehingga dengan membacanya saja dapat membuatmu melayang dan tersipu malu di
saat yang bersamaan.
Bukan karena dia mengirim
surat yang membuatku resah. Tapi isi dari surat itu yang membuatku resah.
Di dalam surat itu dia
mengatakan bahwa dia memiliki harapan yang tinggi untuk bisa bersamaku.
Hal itu
membuatku senang sekaligus merasa bersalah. Aku senang jika dia mengharapkan
untuk terus bersamaku, itu artinya dia memang benar-benar menyayangiku. Tapi di
saat yang bersamaan aku juga merasa bersalah. Karena aku yang telah membuatnya
memiliki harapan setinggi itu. Aku yang memberinya harapan itu. Aku takut jika
suatu saat nanti waktunya benar-benar tiba aku tidak bisa mewujudkan harapannya
itu. Jika hal itu sampai terjadi, aku akan merasa sangat bersalah telah membuat
seseorang terbang di atas awan tapi lalu harus menghempaskannya ke tanah.
Sebelumnya, beberapa kali
dia sempat ngomong kalau dia akan melamarku tepat pada malam pergantian Tahun.
Tapi kan kita masih sekolah. Ide gila macam apa ini ?! Saat dia mengatakan hal
itu, aku hanya meng-iya-kan perkataannya. Aku tidak ingin mengecewakannya. Aku
mengatakan bahwa aku akan menerima lamarannya jika sendainya dia benar-benar
melamarku. Aku pikir mana mungkin dia akan berani melakukan hal segila itu.
Tapi, semakin mendekati
akhir Tahun, perkataannya itu semakin mengganggu pikiranku. Aku tidak sabar
segera ingin bertemu dengannya. Belum lagi di tambah liburan yang membosankan
yang hanya duduk seharian di depan laptop dan tv. Hal itu membuatku sedikit
depresi karena ingin segera bertemu dengannya. Di tambah lagi rasa rindu yang
telah ku tahan selama berbulan-bulan dan berharap di liburan semester kali ini
aku dapat bertemu dengannya.
Sejak Ujian Akhir Semester
berakhir dan AKSIOMA (Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah) mulai di laksanakan,
aku bersiap dan menunggu kepulangannya dari pesantren. Belum lagi setelah aku
mendengar bahwa dia telah menerima raport dan sudah di izinkan pulang.
Euphoria kesenanganku akan
kepulangannya pun semakin bertambah. Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya dan
bertemu dengannya. Bahkan saking tidak sabarnya, aku sempat beberapa kali
menyuruhnya pulang, karena aku tau sudah ada beberapa teman-temannya yang
pulang, santri putri pun sudah lama pulang.
Aku gemas. Orang lain udah
pulang koq dia masih betah di pesantren. Aku ingin bertemu dengannya sebelum
sekolahku resmi libur. Karena kalau sekolah sudah resmi libur, peluang untuk
dapat bertemu dengannya itu sangat sangat sangat sangat kecil.
Aku berencana menyuruhnya
datang ke sekolah. Jadi sekalian aku aku bisa mengenalkannya ke teman-temanku.
Sayangnya sampai hari terakhir sekolah dia belum pulang dari pesantren. Maka
aku harus bersabar dan menunggu saat yang tepat untuk dapat bertemu dengannya
di waktu liburan nanti.
Katanya hari Rabu nanti baru dia pulang.
DAMN !! Kenapa harus hari
Rabu sih ?? Kenapa gak hari Selasa aja ??
Hari Rabu itu tepat hari
pertama sekolahku di liburkan secara resmi. Maka gagal dan hancurlah semua
rencana yang telah di rancang dan di siapkan.
Hingga pada suatu malam ada
seorang pria yang datang bertamu ke rumahku, dia mengaku sebagai temanku dari
pesantren dan ingin menemuiku. *Deg*. Siapa dia ? Siapa teman pesantrenku yang
datang mencariku malam-malam ?
Tapi yang menerima tamu
malam itu adalah bapakku, jadi aku tidak bertemu dengannya. Bapakku bilang dia
ingin menanyakan dimana rumahnya Rizkha, sungguh alasan yang bodoh, tentu saja
bapakku tau dimana rumahnya Rizkha, wong Rizkhanya sering datang ke rumah aku.
Liburan berlangsung
membosankan seperti biasanya. Tidak ada yang special. Nonton. Tidur. Makan.
Online. Nonton. Tidur. Makan. Online. Begitu terus berulang-ulang. Kadang juga
membersihkan rumah. Tapi tetap saja kegiatan itu tidak menghibur.
Seingatku hanya dua hal yang
ku lakukan di luar rumah selama liburan berlangsung.
Pertama, pergi menjenguk
tetanggaku sekaligus teman masa kecilku di rumah sakit. Sebenarnya aku malas
pergi menjenguk harus meninggalkan rumahku yang nyaman dan laptopku yang setia
menemaniku hampir setiap saat, tapi hitung-hitung dia adalah temanku, aku tidak
pernah keluar rumah, dan bosan dengan suasan rumah, maka pergilah aku
menjenguknya.
Kedua, kegiatan jalan santai
yang diadakan oleh Kementrian Agama Kab. Kep. Selayar sebagai rangkaian
perayaan Hari Amal Bakti (HAB) Kementrian Agama. Sejenis hari jadi gitu sih,
tapi karena alasan yang tidak ku ketahui namanya di ganti menjadi Hari Amal
Bakti.
Aku juga sebenarnya malas
mengikuti acara ini. Harus bangun pagi dan meninggalkan kasurku lebih cepat
dari biasanya. Tapi kegiatan ini juga di ikuti oleh beberapa temanku, tanpa
diajak pun aku pasti akan mengajukan diri untuk ikut. Bertemu teman-temanku di
waktu libur seperti ini merupakan kesempatan yang langka, jadi saat kesempatan
itu datang, maka tanpa pikir panjang aku pasti akan mengambilnya.
Awalnya semunya berjalan
biasa saja. Lancar tanpa terkendali. Jalan santai bareng Kiky, Idha, Henry,
Bahtiar, dan dua orang adek kelasku (walaupun beberapa saat kemudian Bahtiar
dan dua orang adek kelasku menghilang diantara kerumunan), ngomong
ngalur-ngidul, bercanda, ketawa-ketiwi, semuanya berjalan biasa saja.
Tapi pada saat sampai di
kantor Depag, pemandangan yang tidak enak pun terjadi. Mantanku (yang aku
ceritakan di awal postingan ini) ternyata datang. Sebenarnya sih tidak apa-apa
dia datang. Tapi yang membuat pemandangan pagi hari itu tercemar adalah dia
datang bersama pacarnya yang sekarang. Sial ! Apa maksudnya dia bawa-bawa pacar
segala ? Mau nunjukin ke aku kalau dia udah dapat penggantiku ? Mau bikin aku
cemburu karena (menurutnya) dia telah menemukan yang lebih baik dari aku ?
Ih ! Gak banget ! Tidak ada
sedikit pun alasan aku harus cemburu dengan pacarnya yang sekarang.
Walaupun
sebenarnya dalam hati ku, aku masih mengharapkan dapat kembali bersamanya, tapi
perasaan itu hanya berupa titik. Aku tidak akan cemburu dengan pacarnya yang
sekarang. Bukannya menyombongkan diri, tapi aku tau pasti kalau aku jelas-jelas
lebih baik daripada pacarnya yang sekarang. Bahkan bisa di bilang aku masih
lebih cantik daripada cewek yang pagi itu datang bersamanya. Tapi jika bicara
sifat, aku mengaku mungkin sifat dia lebih disukai oleh mantanku itu daripada
sifatku. Mungkin itu alasannya dia bisa bertahan hampir satu tahun dengan
pacarnya yang dibanding denganku yang hanya bertahan 3 bulan.