Kamis, 12 Februari 2015

Random !!

Kenapa judulnya random ?? Karena isi tulisan ini juga random, campur aduk dari semua peristiwa menjadi satu kisah kayak gado-gado yang gak bisa di gambarkan hanya dengan satu judul saja. 

Karena ada banyak kisah yang kemudian menjadi satu kesatuan.

Entah harus mulai darimana. Ada banyak hal ku pikirkan saat ini.

Oke, kita mulai dari dari yang paling awal. Ini menjadi hal yang paling mengganggu akhir tahunku kali ini.

Begini …

Tahun lalu, akhir tahunku tidak se-meresahkan akhir tahun sekarang. Walaupun tahun lalu aku aku harus sakit hati dan melalui malam pergantian Tahun seorang diri karena pacarku yang saat ini telah berubah status menjadi mantanku, tega memutuskanku beberapa hari sebelum pergantian Tahun. 

Maka jadilah Tahun lalu aku melewati malam pergantian Tahun seorang diri. Tapi hal itu tidak meresahkanku sama sekali.

Entah kenapa aku bisa melewati semuanya dengan santai. Padahal waktu di putuskan, aku sampai nangis Bombay dan ngerasa down banget. Gimana nggak ? Waktu itu aku lagi sayang-sayangnya sama dia dan merasa kalau hubungan kami akan berlangsung lama. Gak taunya malah Cuma bertahan 3 bulan. Dunia seakan-akan hancur. Tapi anehnya itu hanya sementara.

Ya walaupun sakit hatinya masih kerasa beberapa bulan setelah itu. Sempat nangis lagi beberapa kali. Marah. Kesal. Jengkel. Kecewa. Semua bercampur jadi satu. Tapi sekali lagi, itu tidak meresahkanku sama sekali.

Nah, tahun ini, di Tahun 2014 ini, akhir Tahun ini sih statusnya masih sama dengan Tahun lalu. Tetap nge-jomblo. Tapi jomblonya kali ini lain. Tahun lalu aku benar-benar jomblo. Gak lagi menjalin hubungan dengan siapa pun. Tahun ini aku sedang menjalin hubungan dengan seseorang. Aku pernah menuliskan namanya di beberapa postinganku.

Tapi bukan pacaran ya. Mungkin lebih sekedar Hubungan Tanpa Status. Aku ingin menyebutnya sahabat, tapi dia tidak bersikap sebagai sahabat. Aku ingin menganggapnya kakak, tapi pada kenyataannya kami setingkat. Jadi ini merupakan hubungan pertemanan biasa yang dibumbui oleh cinta dan kasih sayang.

Terus masalahnya apa ? Punya seseorang buat nemenin Tahun Baruan koq malah resah ?

Duh, masalahnya sebenarnya little complicated. Sedikit rumit.

Keresahan itu bermulai sejak dia mengirimkan surat yang berisi kata-kata yang manis dan mengandung narkoba sehingga dengan membacanya saja dapat membuatmu melayang dan tersipu malu di saat yang bersamaan.

Bukan karena dia mengirim surat yang membuatku resah. Tapi isi dari surat itu yang membuatku resah.

Di dalam surat itu dia mengatakan bahwa dia memiliki harapan yang tinggi untuk bisa bersamaku. 

Hal itu membuatku senang sekaligus merasa bersalah. Aku senang jika dia mengharapkan untuk terus bersamaku, itu artinya dia memang benar-benar menyayangiku. Tapi di saat yang bersamaan aku juga merasa bersalah. Karena aku yang telah membuatnya memiliki harapan setinggi itu. Aku yang memberinya harapan itu. Aku takut jika suatu saat nanti waktunya benar-benar tiba aku tidak bisa mewujudkan harapannya itu. Jika hal itu sampai terjadi, aku akan merasa sangat bersalah telah membuat seseorang terbang di atas awan tapi lalu harus menghempaskannya ke tanah.

Sebelumnya, beberapa kali dia sempat ngomong kalau dia akan melamarku tepat pada malam pergantian Tahun. Tapi kan kita masih sekolah. Ide gila macam apa ini ?! Saat dia mengatakan hal itu, aku hanya meng-iya-kan perkataannya. Aku tidak ingin mengecewakannya. Aku mengatakan bahwa aku akan menerima lamarannya jika sendainya dia benar-benar melamarku. Aku pikir mana mungkin dia akan berani melakukan hal segila itu.

Tapi, semakin mendekati akhir Tahun, perkataannya itu semakin mengganggu pikiranku. Aku tidak sabar segera ingin bertemu dengannya. Belum lagi di tambah liburan yang membosankan yang hanya duduk seharian di depan laptop dan tv. Hal itu membuatku sedikit depresi karena ingin segera bertemu dengannya. Di tambah lagi rasa rindu yang telah ku tahan selama berbulan-bulan dan berharap di liburan semester kali ini aku dapat bertemu dengannya.

Sejak Ujian Akhir Semester berakhir dan AKSIOMA (Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah) mulai di laksanakan, aku bersiap dan menunggu kepulangannya dari pesantren. Belum lagi setelah aku mendengar bahwa dia telah menerima raport dan sudah di izinkan pulang.

Euphoria kesenanganku akan kepulangannya pun semakin bertambah. Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya dan bertemu dengannya. Bahkan saking tidak sabarnya, aku sempat beberapa kali menyuruhnya pulang, karena aku tau sudah ada beberapa teman-temannya yang pulang, santri putri pun sudah lama pulang.

Aku gemas. Orang lain udah pulang koq dia masih betah di pesantren. Aku ingin bertemu dengannya sebelum sekolahku resmi libur. Karena kalau sekolah sudah resmi libur, peluang untuk dapat bertemu dengannya itu sangat sangat sangat sangat kecil.

Aku berencana menyuruhnya datang ke sekolah. Jadi sekalian aku aku bisa mengenalkannya ke teman-temanku. Sayangnya sampai hari terakhir sekolah dia belum pulang dari pesantren. Maka aku harus bersabar dan menunggu saat yang tepat untuk dapat bertemu dengannya di waktu liburan nanti. 
Katanya hari Rabu nanti baru dia pulang.

DAMN !! Kenapa harus hari Rabu sih ?? Kenapa gak hari Selasa aja ??

Hari Rabu itu tepat hari pertama sekolahku di liburkan secara resmi. Maka gagal dan hancurlah semua rencana yang telah di rancang dan di siapkan.

Hingga pada suatu malam ada seorang pria yang datang bertamu ke rumahku, dia mengaku sebagai temanku dari pesantren dan ingin menemuiku. *Deg*. Siapa dia ? Siapa teman pesantrenku yang datang mencariku malam-malam ?

Tapi yang menerima tamu malam itu adalah bapakku, jadi aku tidak bertemu dengannya. Bapakku bilang dia ingin menanyakan dimana rumahnya Rizkha, sungguh alasan yang bodoh, tentu saja bapakku tau dimana rumahnya Rizkha, wong Rizkhanya sering datang ke rumah aku.
Liburan berlangsung membosankan seperti biasanya. Tidak ada yang special. Nonton. Tidur. Makan. Online. Nonton. Tidur. Makan. Online. Begitu terus berulang-ulang. Kadang juga membersihkan rumah. Tapi tetap saja kegiatan itu tidak menghibur.

Seingatku hanya dua hal yang ku lakukan di luar rumah selama liburan berlangsung.

Pertama, pergi menjenguk tetanggaku sekaligus teman masa kecilku di rumah sakit. Sebenarnya aku malas pergi menjenguk harus meninggalkan rumahku yang nyaman dan laptopku yang setia menemaniku hampir setiap saat, tapi hitung-hitung dia adalah temanku, aku tidak pernah keluar rumah, dan bosan dengan suasan rumah, maka pergilah aku menjenguknya.

Kedua, kegiatan jalan santai yang diadakan oleh Kementrian Agama Kab. Kep. Selayar sebagai rangkaian perayaan Hari Amal Bakti (HAB) Kementrian Agama. Sejenis hari jadi gitu sih, tapi karena alasan yang tidak ku ketahui namanya di ganti menjadi Hari Amal Bakti.

Aku juga sebenarnya malas mengikuti acara ini. Harus bangun pagi dan meninggalkan kasurku lebih cepat dari biasanya. Tapi kegiatan ini juga di ikuti oleh beberapa temanku, tanpa diajak pun aku pasti akan mengajukan diri untuk ikut. Bertemu teman-temanku di waktu libur seperti ini merupakan kesempatan yang langka, jadi saat kesempatan itu datang, maka tanpa pikir panjang aku pasti akan mengambilnya.

Awalnya semunya berjalan biasa saja. Lancar tanpa terkendali. Jalan santai bareng Kiky, Idha, Henry, Bahtiar, dan dua orang adek kelasku (walaupun beberapa saat kemudian Bahtiar dan dua orang adek kelasku menghilang diantara kerumunan), ngomong ngalur-ngidul, bercanda, ketawa-ketiwi, semuanya berjalan biasa saja.

Tapi pada saat sampai di kantor Depag, pemandangan yang tidak enak pun terjadi. Mantanku (yang aku ceritakan di awal postingan ini) ternyata datang. Sebenarnya sih tidak apa-apa dia datang. Tapi yang membuat pemandangan pagi hari itu tercemar adalah dia datang bersama pacarnya yang sekarang. Sial ! Apa maksudnya dia bawa-bawa pacar segala ? Mau nunjukin ke aku kalau dia udah dapat penggantiku ? Mau bikin aku cemburu karena (menurutnya) dia telah menemukan yang lebih baik dari aku ?

Ih ! Gak banget ! Tidak ada sedikit pun alasan aku harus cemburu dengan pacarnya yang sekarang. 

Walaupun sebenarnya dalam hati ku, aku masih mengharapkan dapat kembali bersamanya, tapi perasaan itu hanya berupa titik. Aku tidak akan cemburu dengan pacarnya yang sekarang. Bukannya menyombongkan diri, tapi aku tau pasti kalau aku jelas-jelas lebih baik daripada pacarnya yang sekarang. Bahkan bisa di bilang aku masih lebih cantik daripada cewek yang pagi itu datang bersamanya. Tapi jika bicara sifat, aku mengaku mungkin sifat dia lebih disukai oleh mantanku itu daripada sifatku. Mungkin itu alasannya dia bisa bertahan hampir satu tahun dengan pacarnya yang dibanding denganku yang hanya bertahan 3 bulan.
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template