Jumat, 03 Mei 2013

Ulang Tahunnya Fadhilah

Di pesantren itu, jiwa kebersamaan dan sosialnya kuat. Kalau ada yang sedih, pasti semuanya merasa sedih. Kalau ada yang senang, pasti yang lain juga kebagian senangnya. Selain itu, di pesantren juga ada kebiasaan buat ngerjain orang yang ulang tahun.

Hal itu dilakukan untuk berbagi kebahagiaan dengan yang lain. Jadi yang bahagia bukan cuma yang ulang tahun aja. Tapi yang lain juga. Karena mereka ikut merasakan keseruan. Tapi sebenarnya yang ulang tahun tersiksa dengan acara itu. Karena mereka di aniaya secara berjama'ah. Hehehehe.



Hari itu tanggal 25 Agustus, tepat sehari setelah kami kembali dari libur Ramadhan. Dan juga tepat sehari aku menjadi santri baru di pondok pesantren itu. Aku sebagai santri baru tidak tau apa-apa dengan apa yang terjadi pada hari itu. Jadi awalnya aku cuek saja dan tidak menghiraukan apa yang sedang teman-temanku bicarakan pada waktu itu.

Aku tidak mau dianggap sok ikut campur urusan orang. Jadilah aku hari itu hanya diam saja di tempat tidurku yang nyaman sambil menulis-nulis di binder kesayanganku.


Ternyata eh ternyata, mereka sedang membicarakan acara ulang tahunnya Fadhilah. Mereka sedang menyusun rencana bagaimana caranya ngerjain Fadhilah hari itu. Fadhilah yang gak tau dirinya sedang jadi bahan pembincaraan juga adem ayem ngerjain aktivitasnya.

Waktu di sekolah sih semuanya baik-baik saja dan nampak tidak ada yang mencurigakan dari para pelaku kejahatan(?). Mereka bersikap seperti hari-hari biasa. Santai, main, ngobrol, dan lain-lain. Pokonya seperti hari-hari biasa yang lain.

Tapi, waktu pulang sekolah, rencana yang sudah dipersiapkan matang-matang malamnya, mulai dilaksanakan. Rugi donk udah rapat dadakan malam-malam tapi besoknya gak dilaksanain. Entah siapa yang memulai, di depan asrama Fdhilah mulai di siram menggunakan air campuran bahan-bahan yang gak banget. Molto + Bedak + Pasir = Kotor + Harum = Fadhilah lari menghindari serangan dari teman-temannya.

Aku hanya melihat aksi yang berbahaya (?) melalui jendela kamar yang ada di dekat ranjangnya. Di sekitar situ tertulis : "ADEGAN BERBAHAYA. HANYA DILAKUKAN OLEH PROFESIONAL"#lo pikir lagi jalan di atas beling apa. Kan cuma acara siram-siraman. Dalam hati sih sebenarnya ada niat pengen gabung. Tapi mau diapa, saat itu, aku masih santri baru, musti jaga perilaku dulu.

Setelah acara siram-siraman di luar asrama selesai, Fadhilah masuk ke asrama dengan kondisi yang mengenaskan. Dia basah berat sodara-sodara. Aku kira acaranya cuma sampai di situ aja.Ternyata ada season keduanya*kayak sinetron aja. Acara siram-siraman di lanjutkan di teras belakang alis tempat mencuci.

Teman-temanku menyiram Fadhilah lagi dengan air bekas cucian dan air tergenang yang ada di lantai. Wah, bener-bener tega deh mereka. Fadhilah sampe nangis di belakang jamban. Maaf ya cantik, mereka kan cuma bercanda .Wkwkwk. Aku kembali hanya menjadi penonton keseruan hari itu. Mau gabung tapi malu-malu. Nanti aku gak digubris, kan malu sendiri nantinya.

Tanpa disangka-disangka ternyata Fadhilah manggil aku buat ikutan di keseruan itu. Wah, bener nih Dhilah manggil aku ? Aku gak mimpi kan ? Horee .. !! Dhilah manggil aku .. #lompat-lompat di atas genteng#. Tapi aku gak langsung mau. Sok-sokan jual mahal gitu. Hehehe. Tapi mereka maksa aku buat ikutan. "Ah, mia gak solid nih ! Gak mau ikutan basah-basahan!", kata Fadhilah waktu itu.

Karena aku tetap tidak mau ikut, akhirnya mereka menarikku masuk ke neraka(?), eh salah, ke teras belakang dan di siram pakai air kotor. Yaahh, basah deh. Aku kan belum ulang tahun. Koq udah di siram aja. Tapi gak apa-apa deh. Maka, mulailah kami siram-siraman. Berbagai macam jenis air pun digunakan dalam prosesi itu. Mulai dari air bersih yang dari kran, air bekas cucian, dan air kotor yang tergenang.

Abis acara ini musti beli bedak gatal nih kayaknya. Badan gatal-gatal semua !! Tanpa kami sadari, ternyata air yang kami gunakan itu banyak banget. Sampe-sampe, bak penampungan air warna orange yang besar itu tuh, airnya habis kami pake cuma buat siram-siraman hari itu.


bak penampungan air sebesar itu, airnya kami habiskan cuma buat ngerayain ultahnya Dhilah.
Pemborosan bangeett .. !! Hehehe ..

Gimana gak habis ?? Kami siram-siraman mulai dari sudah shalat dzuhur sampai menjelang ashar. Lama gak tuh?? Tangan dan kaki jadi keriput semua gara kelamaan kena air.

Tapi itu semua gak ada artinya selain keseruan yang kami rasakan hari itu. Selain keseruan itu, hal yang gak ada bayarannya lagi adalag hari itu aku merasa bangga, karena ternyata mereka bisa menerima kehadiranku. Bukrinya, walaupun aku masih santri baru, mereka mau melibatkanku untuk ikut berpartisipasi dalam keseruan mereka.

Terimakasih Fatimah Az-Zahra ...

I Love You ...



Sumber gambar :
 
ReKerNoPis Blogger Template by Ipietoon Blogger Template